STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,562 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per unit.
Jumlah PMTHMETD ini mencapai 10% dari saham disetor Perseroan. Pelaksanaan private placement atau PMTHMETD ini akan dimintakan persetujuan terlebih dahulu dari RUPSLB PANI yang akan diselenggarakan pada 26 Juni 2024.
Sehubungan dengan PMTHMETD, Saham Baru akan dikeluarkan kepada satu atau beberapa pemodal yang bermaksud memiliki Saham Baru, yang pada tanggal diterbitkannya Keterbukaan Informasi ini belum ditentukan pihak-pihaknya sehingga belum dapat diungkapkan pada Keterbukaan Informasi ini.
Sesuai POJK PMTHMETD, dalam hal pengambilanbagian Saham Baru merupakan transaksi afiliasi dan/atau transaksi yang mengandung benturan kepentingan, Perseroan dikecualikan untuk mengikuti ketentuan transaksi afiliasi dan/atau transaksi benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK No. 42/2020.
Direksi PANI dalam prospektus tambahan rencana PMTHMETD yang diumumkan di Jakarta, Rabu (19/6/2024) menyebutkan, seluruh dana yang diperoleh dari pelaksanaan PMTHMETD setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan digunakan oleh untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan guna mendukung kegiatan usaha serta pengembangan usaha/bisnis Perseroan dan/atau entitas anak Perseroan.
Selain itu, juga untuk meningkatkan posisi keuangan Perseroan dan/atau entitas anak Perseroan yang dapat menguntungkan seluruh pemegang saham termasuk pemegang saham publik Perseroan.
PANI membukukan pendapatan Rp2,1 triliun pada 2023, melonjak 274% dari Rp578 miliar tahun 2022. Dari pendapatan tersebut, PANI meraih laba Rp270,03 miliar pada 2023, tumbuh 95,4% jika dibandingkan Rp138,19 miliar pada 2022.
Total aset PANI per Desember 2023 sebesar Rp33,71 triliun, naik 20,35% dari Rp28,09 triliun per Desember 2022. Adapun jumlah liabilitas dan ekuitas Perseroan per Desember 2023, masing-masing Rp14,62 triliun dan Rp19,08 triliun. (konrad)