STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Tren right issue di pasar modal Indonesia masih lesu tahun ini. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), penghimpunan dana melalui right issue turun dari Rp51,37 triliun pada 2023 menjadi Rp34,41 triliun di 2024.
Sebagian besar dana yang dihimpun setiap tahunnya berasal dari sektor keuangan. Penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kebutuhan pendanaan, kondisi pasar, dan situasi ekonomi secara keseluruhan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menilai keputusan perusahaan untuk melakukan right issue umumnya didasarkan pada strategi permodalan dengan mempertimbangkan kondisi pasar. “Pertimbangan dilakukan right issue pada umumnya didasarkan strategi permodalan perusahaan dengan memperhatikan kondisi pasar,” ujarnya di Jakarta, Jumat (28/2/2025).
BEI terus berupaya menggairahkan pasar modal agar right issue kembali menarik bagi emiten. Bursa aktif mengedukasi dan mensosialisasikan regulasi, manfaat, serta prospek pelaksanaan aksi korporasi ini kepada Perusahaan Tercatat. “Upaya ini bertujuan mendorong perusahaan tercatat agar lebih aktif dalam melakukan aksi korporasi, khususnya right issue,” terang Nyoman.
Selain itu, BEI bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengadakan acara yang membahas perkembangan dan prospek perekonomian Indonesia. “Harapannya, kegiatan tersebut dapat meningkatkan keyakinan Perusahaan Tercatat terhadap outlook ekonomi Indonesia di tahun 2025, sehingga penghimpunan dana dari right issue di tahun 2025 lebih meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” jelas Nyoman.
Per 14 Februari 2025, sudah ada dua perusahaan tercatat yang menerbitkan right issue dengan total nilai Rp0,47 triliun. Sementara itu, masih terdapat tujuh perusahaan yang berada dalam pipeline right issue BEI.
Tujuh perusahaan ini berasal dari berbagai sektor, dengan rincian sebagai berikut: tiga perusahaan dari sektor Basic Materials, dua dari sektor Energy, dan dua dari sektor Healthcare. Sektor lain seperti Consumer Cyclicals, Financials, dan Technology belum memiliki pipeline right issue hingga saat ini.