Rabu, Januari 22, 2025
30.1 C
Jakarta

Tren Ekonomi 2023: Ini Pandangan Komisaris Utama BNI

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Pasca-pandemi COVID-19, arah tren pertumbuhan ekonomi global dan domestik menjadi perhatian yang sangat besar karena terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahun ini.

Kendati demikian, perekonomian Indonesia terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang positif, terutama setelah status Pandemi COVID-19 ditetapkan sebagai Endemi yang memberikan optimisme bagi banyak pelaku ekonomi di Indonesia.

Komisaris Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI Agus D.W. Martowardojo menjelaskan, momentum pemulihan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut hingga akhir 2022, dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2022 mencapai 5,01%, yang mengakibatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,31% sepanjang 2022.

Pemulihan ekonomi ini terus berlanjut pada kuartal I-2023, dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan ekspor mencapai 5%.

“Sejalan dengan kondisi perekonomian Indonesia yang semakin membaik, kami pun terus mendorong BNI untuk dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan pencapaian kinerjanya hingga akhir tahun 2023,” tandas Agus.

Meskipun situasi sudah berangsur membaik di periode pasca-pandemi, menurut Agus hal yang perlu diwaspadai adalah dampak dari situasi global lainnya.

Hal-hal seperti kenaikan suku bunga The Fed, guncangan perbankan di Amerika Serikat, kondisi geopolitik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung, tekanan pada sektor properti di Tiongkok, serta kebijakan-kebijakan moneter sejumlah negara dalam upaya menghadapi inflasi dan stagflasi memiliki pengaruh terhadap tren pertumbuhan ekonomi ke depan.

Agus menegaskan, kondisi tersebut perlu diwaspadai bagi para pelaku bisnis di Indonesia pada umumnya, serta dampaknya pada portofolio perbankan, termasuk BNI, pada khususnya.

Terlebih, beberapa negara masih mengalami perlambatan ekonomi di sepanjang tahun 2022, dan proyeksi tahun 2023 yang masih uncertain.

“Maka dari itu, peran aktif dari segenap pemangku kepentingan di industri perbankan diperlukan dalam menghadapi dampak yang volatil dari perekonomian global,” katanya.

Artikel Terkait

Mandiri Group Ungkap Dampak Trump 2.0 bagi Investasi dan Pasar Saham Indonesia

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Donald Trump resmi dilantik sebagai Presiden...

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Akhir 2024 Naik, Awal 2025 Diprediksi Tetap Kuat!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Penyaluran kredit baru di triwulan IV...

Triwulan I 2025, Kegiatan Dunia Usaha Diperkirakan Tetap Tumbuh

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini