STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit, produk kayu, dan energi terbarukan, membukukan laba bersih sebesar Rp915 miliar pada semester I 2025, tumbuh 80% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Pencapaian laba ini terutama didorong oleh peningkatan volume penjualan dan rata-rata harga penjualan (average selling price/ASP) CPO. Segmen kelapa sawit masih menjadi kontributor utama terhadap pendapatan Perseroan yakni sebesar 89%, diikuti oleh produk kayu sebesar 10%, dan energi terbarukan sekitar 1%.
Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo, dalam siaran pers di Jakarta, Rabu 30 Juni 2025 menjelaskan, kenaikan volume penjualan CPO selaras dengan meningkatnya produksi tandan buah segar (TBS) yang tumbuh 3,9% YoY menjadi 1,1 juta ton. Sementara itu, ASP CPO meningkat menjadi Rp14.575/kg atau meningkat 19,3% YoY, yang turut mengangkat kinerja laba Perseroan.
“Kami memperkirakan harga CPO akan tetap bertahan karena permintaan CPO masih cukup baik, dari dalam negeri seiring implementasi program B40, maupun dari pasar ekspor utama seperti India dan Tiongkok,” ujarnya.
Dari sisi produktivitas,papar Andrianto, segmen kelapa sawit menunjukkan pertumbuhan positif dengan peningkatan produksi TBS dari kebun inti maupun plasma. Hal ini berkontribusi terhadap kenaikan produksi CPO sebesar 4,9% YoY. Kualitas produk kelapa kelapa sawit juga terjaga dengan tingkat Free Fatty Acid (FFA) dan Oil Extraction Rate (OER) yang stabil, masing-masing di 3% dan 23%.
Pada segmen produk kayu, lanjutnya, kinerja Perseroan terus mengalami perbaikan, seiring dengan pulihnya permintaan global, terutama dari Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok. Hingga akhir Juni 2025, DSNG mencatatkan pendapatan dari segmen ini sebesar Rp621 miliar atau tumbuh 11% YoY.
Adapun produk wood panel mencatatkan peningkatan volume penjualan sebesar 12,4% YoY menjadi 62 ribu m3, dengan ASP yang turun tipis 1,4% menjadi USD358,20/m3. Sementara itu, produk engineered flooring mencatatkan pertumbuhan volume penjualan sebesar 5,2% YoY menjadi 325 ribu m2, dengan ASP naik 10,9% YoY menjadi USD33,72/m2.
Dari segmen energi terbarukan, menurut Andrianto, DSNG membukukan pendapatan sebesar Rp66 miliar, berasal dari ekspor cangkang sawit dan wood pellet ke Jepang, serta sebagian kecil penjualan domestik. Penurunan volume ekspor cangkang pada semester ini akibat pergeseran jadwal pengiriman ekspor ke semester kedua seiring dinamika permintaan di fasilitas pembangkit Jepang.
Total aset DSNG naik 0,8% YoY menjadi Rp17,5 triliun dari sebelumnya Rp17,4 triliun. Di sisi lain, liabilitas turun sebesar 7% YoY seiring pelunasan utang bank, sehingga ekuitas menjadi Rp10,6 triliun atau tumbuh 6,7% YoY. (konrad)
