STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi dan capaian positif pasar modal nasional. Hal itu disampaikan Kepala Negara dalam Sidang Kabinet Paripurna (SKP) yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 20 Oktober 2025.
Prabowo mengapresiasi capaian pasar modal nasional yang mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus angka 8 ribu. Capaian ini, menurut Presiden, mencerminkan kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang tetap kuat.
“Yang penting fundamental ekonomi kita harus kuat dan fundamental ekonomi setiap bangsa yang paling asasi adalah pangan dan energi, dan air. Asal kita sadar ini, kita fokus ini, kita yakinkan kebijakan-kebijakan, kita menjamin, kita mampu memproduksi dan distribusi pangan dengan baik, dengan efisien energi juga demikian mampu mengelola air kita kuat,” ujarnya dikutip dari laman setkab.go.id., Selasa (21/10/2025).
Sementara dari sisi kesejahteraan rakyat, Presiden Prabowo turut menyampaikan bahwa tingkat kemiskinan nasional menurun menjadi 8,47% dan merupakan angka terendah sepanjang sejarah Indonesia. Tidak hanya itu, Kepala Negara menjabarkan bahwa tingkat pengangguran terbuka juga turun menjadi 4,76% dan menjadi angka terendah sejak krisis 1998.
“Sekali lagi kita tidak boleh puas karena 4,76% dari 287 juta orang itu angka yang cukup besar dan bagi mereka yang perlu pekerjaan segera ini sesuatu yang harus kita pikirkan dengan seksama. Kita paham bahwa tingkat pengangguran ini sangat meresahkan bagi mereka yang sangat butuh pekerjaan, kita paham karena itu kita bekerja keras,” ujarnya.
Selain itu, Presiden menegaskan bahwa Indonesia berhasil menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang kuat, meski ditengah situasi ketidakpastian dunia.
“Di tengah kondisi seperti ini di mana keadaan geopolitik begitu tidak menentu, geoekonomi pun tidak menentu, di mana mata rantai komoditas-komoditas strategis pasti terpengaruh oleh keadaan geopolitik dunia yang tidak menentu. Energi, pangan sangat rawan terhadap ketidakpastian geopolitik dan geoekonomi ini. Alhamdulillah kita mampu menjaga pertumbuhan ekonomi masih tetap tinggi dibandingkan seluruh dunia, kita berada di 5%,” ucap Presiden.
Presiden juga menyoroti keberhasilan pemerintah dalam menjaga defisit APBN di bawah 3% persen dari PDB, serta mengendalikan inflasi di kisaran 2 persen dan menjadi salah satu yang terendah di antara negara G20. Menurut Presiden, capaian tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh jajaran pemerintah dalam memantau dan mengendalikan inflasi.
“Ini jangan dianggap remeh. Banyak negara dengan industri bagus tapi inflasinya tinggi. Kita justru berhasil menjaga stabilitas dan kepercayaan pasar,” katanya. (BPMI Setpres)
