Minggu, Oktober 13, 2024
30.4 C
Jakarta

Adaro Pastikan Divestasi AAI Tak Ganggu Bisnis! Fokus Baru ke Proyek Energi Hijau!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menegaskan, divestasi PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) tidak akan akan mengganggu kelangsungan bisnis perusahaan. Sebaliknya, langkah ini diyakini bisa mendukung ekspansi usaha ADRO ke bidang energi hijau. Hal itu diungkapkan oleh Mahardika Putranto, Sekretaris Perusahaan Adaro, merespons permintaan penjelasan dari Bursa Efek Indonesia (BEI), terkait transaksi material, dikutip dari keterbukaan informasi, Selasa (1/10/2024).

Menurut Mahardika, divestasi AAI tidak akan mengganggu operasional Adaro. Pasalnya, Perseroan tetap dapat melakukan investasi di bidang energi lainnya, seperti pertambangan batu bara metalurgi, energi, utilitas, infrastruktur pendukung, dan pengolahan mineral.

Adaro Energy juga menegaskan bahwa Perseroan akan terus berinvestasi di sektor energi hijau. Perseroan sudah memiliki beberapa proyek ramah lingkungan, diantaranya pembangkit listrik tenaga angin dan tenaga air di Kalimantan. “Perseroan berharap dapat berkontribusi dalam pengembangan beberapa proyek yang dapat mendukung ekonomi hijau di Indonesia,” ujar Mahardika.

Terkait kekhawatiran atas kelangsungan usaha, Mahardika memastikan bahwa bisnis Adaro akan terus berjalan lancar. Fokus perusahaan akan bergeser ke bisnis non-batu bara termal dan energi hijau. Ini adalah langkah strategis yang diyakini akan memberikan akses lebih luas terhadap pembiayaan dan kerjasama dengan mitra bisnis potensial. “Bisnis non-batu bara termal dan bisnis hijau Perseroan tidak tergantung pada bisnis batu bara termal, dan berpotensi menjadi pendorong utama pertumbuhan ke depan,” katanya.

Selain itu, Adaro Energy akan melakukan diversifikasi usaha untuk menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang. Hal ini akan memberikan perlindungan yang lebih baik di semua fase siklus bisnis dan menjadi kontributor utama penciptaan nilai jangka panjang.

Meski sudah melepas AAI, Adaro Energy masih memiliki investasi besar di sektor pertambangan dan energi, termasuk melalui anak usahanya PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR). Proyek besar seperti pengolahan aluminium di Kaltara Industrial Park dan pembangkit listrik tenaga angin serta air di Kalimantan akan tetap berjalan.

Keputusan untuk melepas AAI dinilai sebagai langkah tepat untuk mendorong kinerja dan fokus perusahaan ke sektor energi hijau. Adaro juga sedang menunggu tanggapan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait keterbukaan informasi yang telah diumumkan pada 11 September 2024. Perusahaan juga berjanji untuk mengungkapkan ikhtisar data keuangan AAI dalam waktu dekat.

Mahardika mengungkapkan rencana baru ADRO setelah pelepasan AAI. Rencana transaksi ini diharapkan dapat membantu AAI dan pilar non-batu bara termal untuk meningkatkan kinerja. Dia menambahkan, pemisahan ini juga bertujuan memberikan akses lebih luas terhadap sumber pembiayaan untuk proyek-proyek hijau perusahaan.

Menjawab pertanyan BEI yang meminta penjelasan lebih lanjut mengenai kemungkinan perubahan kegiatan usaha Perseroan, proyek-proyek yang masih berjalan, serta rencana bisnis ke depan, Mahardika menegaskan bahwa tidak akan ada perubahan dalam kegiatan usaha Perseroan. “Perseroan tetap menjalankan aktivitas kantor pusat dan konsultasi manajemen untuk anak-anak perusahaan yang ada,” katanya. Secara terkonsolidasi, Adaro masih memiliki investasi di bidang pertambangan batu bara metalurgi, energi, utilitas, serta pengolahan mineral melalui PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).

Proyek-proyek yang masih berjalan pasca pelepasan AAI juga mencakup beberapa inisiatif penting. Di antaranya adalah pengembangan pertambangan batu bara metalurgi, proyek pengolahan aluminium dengan kapasitas 500.000 ton per tahun di Kaltara Industrial Park, serta pembangkit listrik tenaga angin 70 MW di Kalimantan Selatan dan pembangkit listrik tenaga air 1.375 MW di Kalimantan Utara.

Ke depannya, Adaro Energy memiliki rencana ambisius untuk memperluas dan mendiversifikasi bisnis non-batu bara termal. Perseroan ingin menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang dan perlindungan yang lebih baik di seluruh fase siklus bisnis. Langkah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap penciptaan nilai jangka panjang bagi perusahaan.

Artikel Terkait

Jelang Akhir Pekan, IHSG Naik di Atas 7.500

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa...

Tambah Armada, Palayaran Bina Buana Raya Beli Satu Unit Kapal US$6,5 Juta

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Manajamen PT Pelayaran Nasional Bina Buana...

Naik 0,59%, IHSG Sesi I di 7.524,416

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini