STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia berakhir dengan penurunan minor pada penutupan perdagangan Kamis (29/2/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (1/3/2024) WIB. Ini dipicu oleh data inflasi Amerika Serikat (AS).
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2024 ditutup turun sebesar 28 sen atau 0,36%, menjadi US$78,26 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April 2024 yang akan berakhir dalam waktu dekat, berkurang sebesar 6 sen atau 0,07%, menjadi US$83,62 per barel di London ICE Futures Exchange.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS terungkap bahwa inflasi di Negeri Paman Sam mengalami kenaikan. Ini sesuai dengan perkiraan pada bulan Januari. Indeks harga konsumsi pribadi (PCE) naik sebesar 0,4% dari bulan sebelumnya dan 2,8% dari tahun sebelumnya. Indeks PCE merupakan ukuran inflasi yang dipakai oleh Federal Reserve dalam menetapkan kebijakan suku bunga.
Para pelaku pasar mengantisipasi kemungkinan Federal Reserve memotong suku bunga acuan. Pemangkasan pertama diperkirakan akan terjadi pada bulan Juni 2024.
Selama bulan Februari, harga minyak AS dan Brent mengalami kenaikan masing-masing sebesar 3% dan 2,3%. Kontrak bulan pertama diperdagangkan dengan premi dibandingkan dengan kontrak-kontrak bulan berikutnya, menandakan pasar minyak yang lebih ketat.
OPEC+ sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang pemotongan produksinya setidaknya hingga kuartal kedua. Bahkan, ada kemungkinan pemotongan produksi akan diteruskan hingga akhir tahun.
Sementara itu, konflik di Timur Tengah terus berlanjut, dengan ketegangan meningkat di perbatasan Israel-Libanon dan serangan terus dilakukan oleh militan Houthi di Laut Merah. Meskipun demikian, produksi minyak mentah di wilayah tersebut belum terganggu. Namun, para analis memperingatkan bahwa risiko konfrontasi langsung antara Iran dan AS masih mengintai, yang berpotensi mempengaruhi pasar minyak di masa depan.