STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Harga saham PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) yang dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (5/1/2024), hingga pukul 09.01 WIB, naik Rp33 (33%) menjadi Rp130, dari harga penawaran perdana Rp100 per saham.
Menurut data RTI, hingga pukul 09.20 WIB, saham ASLI berada di rentang harga Rp86-133 per unit. Volume perdagangan saham ASLI di Pasar Reguler BEI mencapai 527,07 juta unit senilai Rp53,14 miliar dengan frekeunsi perdagangan sebanyak 34.332 kali.
Saham ASLI dicatatkan di Papan Utama BEI. Perusahaan di bidang kontraktor ini menjadi emiten pertama yang tercatat di Bursa pada tahun 2024.
Sudjatmiko, Direktur Utama Perseroan menjelaskan, “Langkah Perseroan untuk masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO adalah bagian dari strategi Perseroan untuk meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan, tata kelola, dan prinsip keterbukaan yang lebih baik sebagai perusahaan publik, yang diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi stakeholder kedepannya”.
Menurut pengumuman BEI, Jumat (5/1/2024), sebanyak 6,250 miliar saham ASLI bernominal Rp50 per unit itu dicatatkan di BEI. Ini terdiri atas 5 miliar unit saham pendiri, dan 1,250 miliar saham penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Sebagai informasi, ASLI menerbitkan sebanyak 1,25 miliar saham baru atau setara 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Dengan nilai penawaran Rp100 per saham, ASLI memperoleh dana segar maksimal sebesar Rp125 miliar.
Sudjatmiko menjelaskan, rencana penggunaan dana yang didapat dari IPO ini sekitar 66,35% akan digunakan untuk melakukan setoran modal ke anak usaha. Rinciannya, sebesar 56,25% pada anak perusahaan PT Bumi Prima Konstruksi, untuk pembelian alat berat berupa Rotary Drilling Rig, Mobile Crane, Crawler Crane, Foco Crane Trailler dan Dolly Trailler Truck. Selanjutnya, PT Manyar Perkasa Mandiri mendapatkan setoran modal sebesar 43,75% atau untuk pembelian mesin produksi batching plant.
“Sementara itu, sisanya sekitar 33,65% akan digunakan untuk modal kerja perseroan yaitu pembayaran material, perlengkapan proyek, serta untuk membiayai kegiatan operasional Perseroan,” jelas Sudjatmiko.
Ia berharap, dengan hadirnya Perseroan sebagai pionir general contractor di lantai Bursa, diharapkan dapat membangkitkan semangat industri jasa konstruksi tanah air untuk semakin maju, berkembang dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.