Sabtu, Maret 22, 2025
28.6 C
Jakarta

Wall Street Turun Setelah Capai Rekor Tertinggi

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street berakhir turun setelah sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, pada penutupan perdagangan Jumat (7/6/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (8/6/2024) WIB.

Mengutip CNBC International, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS urun 87 poin atau 0,22% menjadi 38.798,99. Indeks S&P 500 (SPX), berkurang 5,97 poin atau 0,11% mencapai 5.346,99. indeks komposit Nasdaq (IXIC), juga terpangkas 40,00 poin atau 0,23% menjadi 17.133,13.

Ketiga indeks utama mencatatkan kenaikan mingguan. Dow Jones naik 0,29%, S&P 500 bertambah 1,32%, dan Nasdaq melonjak 2,38%.

Saham-saham rebound setelah laporan pekerjaan dirilis. Laporan ini menyebabkan imbal hasil Treasury 10-tahun naik lebih dari 15 basis poin. Nonfarm payrolls meningkat sebesar 272.000 pada Mei, lebih tinggi dari perkiraan 190.000 dan April yang hanya naik 175.000. Upah rata-rata per jam meningkat 0,4% bulan lalu dan naik 4,1% dari tahun sebelumnya. Namun, tingkat pengangguran naik menjadi 4%.

Investor sebelumnya berharap laporan pekerjaan yang lemah akan mendorong Federal Reserve memangkas suku bunga akhir tahun ini. Namun, dengan pasar tenaga kerja yang kuat, Wall Street kini berfokus pada gagasan bahwa ekonomi bisa terus tumbuh tanpa bantuan suku bunga yang lebih rendah.

“Kita harus senang punya ekonomi yang kuat,” kata Wakil Ketua IBM dan mantan Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gary Cohn kepada CNBC. “Pada akhirnya, semua tentang ekonomi, pertumbuhan PDB, pendapatan perusahaan, dan kesehatan konsumen.”

Laporan pekerjaan ini muncul setelah Bank Sentral Eropa pada Kamis memotong suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2019. Ini menambah tekanan bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan. The Fed akan mengumumkan keputusan tentang suku bunga minggu depan setelah pertemuan kebijakan pada 11-12 Juni.

Saham Nvidia, pembuat chip dan favorit kecerdasan buatan, ditutup sedikit turun pada Jumat, tetapi tetap naik 10% selama seminggu. Saham ini mencapai rekor tertinggi pada Kamis setelah melampaui angka US$3 triliun untuk pertama kalinya pada Rabu.

Pasar saham terus bergerak dinamis, dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi global. Para pelaku pasar dan investor terus memantau data ekonomi dan kebijakan moneter untuk membuat keputusan yang tepat.

Artikel Terkait

Wall Street Melemah, Pasar Masih Dibayangi Ketidakpastian Ekonomi

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street berakhir melemah pada penutupan perdagangan...

Bursa Eropa Melemah! Saham Thyssenkrupp Anjlok 4%, DAX Jerman Jatuh 1,2%

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa melemah pada penutupan...

Bursa Asia Ditutup Variatif, Investor Mencermati Kebijakan Suku Bunga

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik berakhir beragam pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini