STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas melonjak pada penutupan perdagangan Rabu (1/5/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (2/5/2024) WIB. Meningkatnya harga komoditas ini setelah Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan. Penurunan dolar dan imbal hasil obligasi AS mendorong beberapa pembeli untuk berburu barang murah.
Mengutip CNBC International, harga emas spot naik 0,9% menjadi US$2.306,80 per ons, setelah sempat menyentuh level terendah sejak 5 April sebelumnya dalam sesi perdagangan. Kontrak emas AS naik 0,4% menjadi US$2.312,70.
Dolar mengalami pelemahan 0,2% usai mencapai level tertinggi hampir enam bulan. Ini membuat emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS 10 tahun juga sedikit turun.
“Terdapat sedikit ketidakpastian mengenai ekonomi global dan bersamaan dengan ketegangan geopolitik serta ketidakpastian terkait pemilihan politik, ada banyak hal yang mendukung harga emas,” kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di EverBank.
Emas mencapai rekor tertinggi sebesar US$2.431,29 pada 12 April, karena pembelian kuat oleh bank sentral dan permintaan dari investor ritel Tiongkok. Namun, harga telah turun lebih dari 5% sejak saat itu di tengah meredanya ketegangan di Timur Tengah dan ekspektasi yang memudar untuk pemotongan suku bunga AS awal tahun ini.
“Peningkatan suku bunga untuk jangka waktu yang lebih lama, yang biasanya akan negatif untuk emas, namun investor dapat mengabaikan hal tersebut dan melihat hal-hal yang sebenarnya lebih mendukung harga emas saat ini,” tambah Gaffney.
Pada Rabu, Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga acuannya tetap pada kisaran 5,25% hingga 5,5%. Para pedagang baru-baru ini membatasi taruhan atas pemotongan suku bunga Fed tahun ini karena data ekonomi AS yang lebih panas dari perkiraan dan inflasi yang persisten.
Perak spot naik 1% menjadi US$26,54 per ons dan platinum melonjak 2,6% menjadi US$957,70. Palladium stabil di US$947,75.
