STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia dunia naik lebih dari 1% pada penutupan perdagangan Rabu (5/6/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (6/6/2024) WIB. Kenaikan ini terjadi setelah harga minyak mencapai titik terendah dalam empat bulan terakhir akibat keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 82 sen atau 1,12% menjadi US$74,07 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus 2024, bertambah 89 sen atau 1,15% menjadi US$78,41 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Keputusan OPEC+ pada Minggu lalu, yang melibatkan delapan anggotanya, untuk secara bertahap mengurangi pengurangan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari memicu aksi jual. Namun, Warren Patterson, kepala strategi komoditas di ING, menyatakan bahwa aksi jual tersebut berlebihan. Ia menambahkan bahwa OPEC+ tidak akan mulai meningkatkan produksi hingga Oktober, sementara keseimbangan minyak global akan mengetat sebelum itu.
Patterson dalam catatan risetnya menyebutkan bahwa secara teknis, pasar minyak memasuki wilayah oversold. Bob Yawger, direktur eksekutif futures energi di Mizuho Securities, juga menyampaikan hal serupa kepada kliennya. Menurut Yawger, minyak mentah AS memiliki sejarah bangkit dengan cepat dari wilayah oversold dibandingkan bertahan lama di titik rendah.
Yawger memperkirakan harga minyak AS bisa kembali naik ke kisaran US$76,15 hingga US$80,62 per barel dalam beberapa hari mendatang saat para spekulan menutup posisi short mereka. Namun, setelah itu, pasar mungkin akan berbalik arah dan kembali turun.
Pergerakan harga minyak yang dinamis ini mencerminkan reaksi pasar terhadap kebijakan produksi OPEC+ dan spekulasi teknis yang terjadi di pasar. Bagi para pelaku pasar, memahami pola dan prediksi ini penting untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.