Jumat, Februari 7, 2025
25.9 C
Jakarta

Kisah Aldo Henry Artoko: Dari Pecinta Alam Jadi Bos Arkora Hydro

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Aldo Henry Artoko, Direktur Utama PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), punya cerita perjalanan karir yang penuh inspirasi. Awalnya, ia aktif sebagai pecinta alam, namun kini ia dikenal sebagai pelopor energi terbarukan di Indonesia.

Aldo mengenyam pendidikan di Kolese Kanisius Jakarta. Setelah itu, ia melanjutkan studi ke University of New South Wales, Australia, dan lulus dengan gelar Bachelor of Engineering pada 2007.

Setelah lulus, Aldo bekerja di perusahaan konsultan teknik asal Amerika, Parsons Brinckerhoff. Ia terlibat dalam proyek besar seperti MRT dan pembangkit listrik tenaga gas. Namun, pada 2009, ia memutuskan kembali ke Indonesia untuk memulai bisnis energi terbarukan.

“Sejak SMA, saya aktif di kegiatan pecinta alam. Dari situ, saya ingin membangun bisnis yang tidak merusak lingkungan,” ungkap Aldo kepada stockwatch.id.

Saat itu, subsidi BBM untuk kelistrikan mencapai Rp100 triliun. Menurut Aldo, kondisi ini membuka peluang besar untuk mengembangkan energi tenaga air (hydropower) yang lebih ramah lingkungan. “Indonesia masih terlalu bergantung pada batu bara dan gas. Saya berpikir, kenapa tidak membangun pembangkit listrik tenaga air yang lebih bersih?” jelasnya.

Perjalanan membangun Arkora Hydro tidaklah mudah. Aldo memulai bisnis ini dari nol tanpa bantuan karyawan. “Karyawan pertama saya ya saya sendiri,” katanya. Ia harus mencari lokasi proyek, mengurus izin lingkungan, hingga mendapatkan kontrak dengan PLN.

Aldo masih ingat betul saat pertama kali mengunjungi lokasi proyek seorang diri. “Awalnya, semuanya saya lakukan sendiri,” kenangnya. Lambat laun, ia membentuk tim hingga kini Arkora Hydro memiliki 230 hingga 270 karyawan di seluruh grup.

Salah satu tantangan besar adalah mencari pendanaan. “Dulu, bank-bank tidak percaya pada proyek energi terbarukan seperti PLTA. Mereka lebih tertarik pada batu bara,” ujarnya. Untuk membiayai proyek, Aldo bahkan harus meminjam uang dari berbagai sumber dan menjaminkan tanah milik keluarganya.

Namun, Aldo yakin hasil kerja kerasnya akan membuahkan kepercayaan. “Sekarang, setelah proyek kami berhasil, bank-bank mulai melirik kami,” tambahnya.

Selain pendanaan, regulasi pemerintah juga menjadi hambatan. “Peraturan itu sulit banget,” kata Aldo. Tetapi, pengalaman membuatnya lebih paham cara mengurus izin dengan efisien.

Aldo juga menekankan pentingnya tim yang solid dan dukungan keluarga. “Istri saya selalu mendukung, terutama di masa-masa sulit,” ujarnya. Ia juga banyak belajar dari sang ayah yang seorang pengusaha. “Kerja keras itu penting. Itu yang saya pelajari dari ayah saya,” kenangnya.

Bagi Aldo, kunci sukses adalah kerja keras. “Lakukan yang terbaik dalam segala hal, sekecil apa pun tugasnya,” pesannya. “Kerja keras pasti akan dihargai,” imbuhnya.

Arkora Hydro: Dari Awal Kecil Hingga Menjadi Pelopor Energi Hijau di Indonesia

Proyek pertama Arkora Hydro dengan kapasitas 7,4 megawatt resmi beroperasi pada 2017. Aldo menyebut keberhasilan ini sebagai tonggak penting. “Proyek awal kami memang kecil, tapi kepercayaan PLN meningkat. Setelah itu, kami bisa mengajukan proyek yang lebih besar,” ungkapnya.

Arkora Hydro baru mulai meraih pendapatan di tahun yang sama, tujuh tahun setelah berdiri. “Dari 2010 sampai 2017, kami tidak menerima uang sama sekali,” kenang Aldo. Meski demikian, keyakinannya terhadap masa depan perusahaan tak pernah pudar. Setelah proyek pertama selesai, pendapatan mulai mengalir. “Perusahaan butuh modal besar, tapi setelah konsep terbukti berhasil, investor mulai masuk,” ujarnya. Salah satu investor utama Arkora adalah perusahaan private equity asal Amerika yang hingga kini menjadi pemegang saham minoritas.

Saham PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (8/7)

Keberhasilan Arkora makin nyata setelah melakukan Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO) dan menerbitkan green bond pada 2023. Langkah ini mendapat respons positif dari investor. “Sekarang banyak bank dan manajer aset yang sadar bahwa investasi di energi hijau adalah masa depan,” kata Aldo.

Meski akses pendanaan kini lebih mudah, tantangan tetap ada, terutama dalam skala operasional. Saat ini, Arkora sedang mengerjakan tiga proyek PLTA sekaligus dan merencanakan pengembangan lebih banyak proyek ke depan. “Visi kami adalah terus berkembang. Itu berarti membangun lebih banyak proyek,” ujarnya penuh optimisme.

Arkora juga berfokus pada pengembangan 10 proyek baru. Aldo berharap semuanya selesai tepat waktu. “Setelah ini, kami siap membangun lebih banyak lagi,” katanya. Dengan potensi besar energi terbarukan di Indonesia, Aldo yakin Arkora dapat menjadi pemain utama di sektor energi hijau nasional.

Saat ini, Arkora mengelola kapasitas pembangkit listrik kontraktual sebesar 42,8 megawatt (MW). Aldo berharap kapasitas ini terus meningkat. “Kami berharap ada peningkatan kapasitas signifikan, baik akhir tahun ini maupun awal tahun depan,” ungkapnya.

Aldo juga menekankan pentingnya kerjasama dengan PLN untuk memastikan kelancaran proyek. “Kami ingin proses ini berjalan baik agar kapasitas meningkat signifikan,” katanya.

Visi jangka panjang Arkora adalah memaksimalkan potensi PLTA Indonesia. Menurut Aldo, hal ini dapat membantu mengurangi subsidi energi dan memperkuat kedaulatan energi nasional. “Jika potensi PLTA dimaksimalkan, kita bisa mengurangi subsidi dan memperkuat kedaulatan energi negara,” jelasnya.

Namun, membangun PLTA bukan perkara mudah. Aldo mengungkapkan, untuk menghasilkan kapasitas 1 MW, dibutuhkan biaya sekitar US$2 juta atau setara Rp25-30 miliar. “Kami berusaha menemukan lokasi dengan potensi besar namun biaya lebih terjangkau,” tambahnya. Dengan strategi ini, Arkora berhasil mengidentifikasi lokasi-lokasi potensial yang lebih efisien.

Kini, di bawah kepemimpinan Aldo, Arkora Hydro terus berkomitmen menjadi pelopor energi terbarukan di Indonesia. Perusahaan ini tidak hanya menyediakan energi bersih, tetapi juga berkontribusi pada masa depan yang lebih ramah lingkungan.

Arkora Hydro Siap Pimpin Pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia

Arkora Hydro berambisi menjadi pemimpin di sektor energi terbarukan, khususnya pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Perusahaan ini tengah mempersiapkan langkah besar untuk memperluas proyek PLTA di berbagai wilayah Indonesia.

Aldo menjelaskan, visi perusahaan adalah memaksimalkan potensi hydropower di Indonesia. “Visi kami jelas, kami ingin memanfaatkan potensi hydropower Indonesia dan melibatkan populasi besar yang ada,” ujarnya. Ia menargetkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

Namun, Aldo menggarisbawahi pentingnya talenta berkualitas untuk mendukung ambisi tersebut. “Mencari talenta yang tepat adalah tantangan besar. Kami butuh orang-orang dengan passion yang bisa memberikan kontribusi nyata,” kata Aldo. Ia menambahkan, kesuksesan Arkora tidak hanya bergantung pada proyek besar, tetapi juga pada kemampuan menarik generasi muda yang berbakat.

Aldo mengungkapkan, generasi muda kini lebih peduli pada dampak positif pekerjaan mereka. “Mereka ingin tahu apa kontribusi mereka. Dalam proyek kami, mereka bisa melihat dampaknya langsung, seperti peningkatan ekonomi dan lapangan kerja,” jelasnya. Dampak lingkungan juga menjadi perhatian utama, terutama dalam mengurangi emisi karbon.

Saat ini, Arkora Hydro mengelola lima proyek PLTA yang sudah terkontrak dengan PLN. Tiga proyek telah beroperasi, masing-masing di Garut dan Sulawesi Tengah. Dua proyek lainnya, di Lampung dan Sulawesi Selatan, masih dalam tahap konstruksi.

Aldo Henry Artoko, Direktur Utama PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), awalnya aktif sebagai pecinta alam, namun kini ia dikenal sebagai pelopor energi terbarukan di Indonesia.

“Proyek di Lampung akan beroperasi tahun depan dengan investasi Rp145 miliar untuk kapasitas 5,4 MW. Sementara proyek di Sulawesi Selatan, dengan investasi Rp260 miliar untuk kapasitas 10 MW, dijadwalkan beroperasi pada 2026,” jelas Aldo.

Arkora Hydro menargetkan untuk menggandakan kapasitas proyek dalam 3-4 tahun mendatang. Aldo menyebutkan, beberapa proyek masih bersifat rahasia. “Kami punya banyak proyek yang sedang berjalan, meski beberapa belum bisa kami ungkap,” katanya.

Dukungan kebijakan pemerintah juga menjadi salah satu faktor optimisme Arkora. Aldo percaya bahwa kebijakan energi bersih akan terus mendorong perkembangan sektor ini. “Kami sangat optimis dengan kebijakan pemerintah yang fokus pada energi bersih dan terbarukan,” tambahnya.

Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Aldo yakin pemerintah akan semakin mempercepat pengembangan energi terbarukan. Dengan dukungan ini dan rencana ekspansi yang ambisius, Arkora Hydro siap berkontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan energi hijau di Indonesia.

Artikel Terkait

Bukan Gubernur Lagi, Diam-Diam Ridwan Kamil Rintis Bisnis Kopi Kelas Dunia

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Lama tak terdengar, apa kabar Ridwan...

Digitalisasi dan Inovasi Jadi Kunci Sukses BMHS di Bawah Kepemimpinan Agus Heru Darjono

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Keberhasilan PT Bundamedik Tbk (BMHS) dalam...

Sugeng Mulyadi: Sosok di Balik Kesuksesan IPCC dan Transformasi Logistik Otomotif Indonesia

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Sugeng Mulyadi, Direktur Utama PT Indonesia...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini