STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Sudah tiga hari berturut-turut ini harga minyak dunia loyo pada penutupan perdagangan Kamis (16/2/2023). Melemahnya harga komoditas tersebut antara lain dipicu oleh kekhawatiran kenaikkan suku bunga Amerika Serikat (AS). Faktor lian yang turut menekan harga adalah penguatan nilai tukar dolar AS dan meningkatnya persediaan minyak mentah AS.
Berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA) terungkap, cadangan minyak AS melonjak 16,3 juta barel pekan lalu jadi 471,4 juta barel. Ini merupakan jumlah terbesar sejak Juni 2021. Adapun kenaikan tersebut lebih tinggi dari ekspektasi para analis yang semula memperkirakan peningkatan 1,2 juta barel.
Adapun indeks dolar AS menguat 0,12% menjadi 104,05. Ini menyebabkan komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang Negara Paman Sam tersebut seperti minyak mentah, jadi lebih mahal bagi pemilik dana dalam mata uang lain.
Melansir Reuters, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2023 melemah 10 sen menjadi US$78,49 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah Brent untuk pengiriman April 2023 turun 24 sen menjadi US$85,14 per barel di London ICE Futures Exchange.