STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) membukukan kenaikan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali yang dinormalisasi atau normalized profit after tax and minority interest (NPATAMI) sebesar 17% menjadi Rp976 miliar per September 2022 ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya. Hal itu, dikemukakan oleh Dian Siswarini, Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, di Jakarta, Senin (7/11).
Menurut Dian, meningkatnya laba bersih Perseroan seiring pertumbuhan pendapatan sekitar 9% jadi Rp21,62 triliun selama sembilan bulan pertama tahun ini. EBITDA emiten dengan kode perdagangan saham EXCL tersebut, juga meningkat sebesar 5% secara tahunan menjadi Rp10,38 triliun, dengan marjin sebesar 48%. Pencapaian kinerja Perseroan yang solid sejalan dengan terus meningkatnya kualitas jaringan XL Axiata. Ini semakin membuat nyaman pelanggan saat menggunakan berbagai layanan telekomunikasi dan data.
“Sejak awal tahun 2022 kami bekerja keras untuk mewujudkan internet tercepat dan stabil di seluruh wilayah layanan di Indonesia. Tentu saja ini bukan pekerjaan mudah, tetapi hal ini harus kami wujudkan karena internet cepat dan stabil menjadi kebutuhan mendesak bagi pelanggan di semua wilayah. Hal ini juga menjadi kunci agar kami bisa tetap bisa bersaing di tengah kompetisi industri yang semakin ketat. Hasilnya cukup bagus, hingga periode sembilan bulan pertama 2022 ini, trafik kami meningkat hingga 26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini berarti pelanggan merasakan semakin baiknya jaringan dan layanan XL Axiata yang kami sediakan,” Jelas Dian.
Dian mengungkapkan, bukti bahwa pelanggan kian nyaman dengan kualitas jaringan XL Axiata tercermin dari kenaikan 9% pendapatan layanan data dan digital di sepanjang sembilan bulan pertama 2022 dari periode yang sama tahun lalu, atau tumbuh mencapai Rp 19,71 triliun. Adapun kontribusi pendapatan dari data dan layanan digital ini mencapai porsi lebih dari 91% terhadap total pendapatan perusahaan.
Hingga September 2022, total pelanggan XL Axiata mencapai 57,4 juta. Dari , jumlah tersebut, sebanyak 55,9 juta meupakan pelanggan layanan prabayar. Sementara itu, pelanggan yang menggunakan 4G mencapai 92,2%. Sedangkan blended ARPU (average revenue per user) pada kuartal III 2022 ini tercatat sebesar Rp40 ribu, meningkat dari Rp37 ribu di periode yang sama tahun sebelumnya. “Hal ini menunjukkan kemampuan XL Axiata menjaga perkembangan pelanggan yang sehat,” imbuh Dian.
Upaya peningkatan kualitas dan perluasan jaringan terus XL Axiata lakukan di sepanjang sembilan bulan terakhir, melanjutkan program yang sama di tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu, XL Axiata menerapkan berbagai teknologi penunjang yang sesuai, antara lain teknologi Smart FDD 8T8R untuk meningkatkan throughput hingga 200% dibandingkan teknologi 4T4R, dan sekaligus menghemat biaya energi hingga 26%. Selain itu, XL Axiata juga melanjutkan penataan ulang teknologi (refarming) dengan mematikan jaringan 3G, dan kini telah mencapai 95%, dengan sisa BTS 3G yang masih beroperasi sebanyak 1.989 unit.
Dian menegaskan, posisi keuangan XL Axiata sehat. Per September 2022 ini utang kotor tercatat di angka Rp 16,1 triliun, dengan rasio gearing net debt to EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,78x. Utang bersih tercatat sebesar Rp10,31 triliun.
Saat ini, XL Axiata tidak memiliki utang berdenominasi US$. Sebesar 70% dari pinjaman yang ada sekarang memiliki suku bunga mengambang (floating) dan 30% memiliki suku bunga tetap. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 15%, menjadi Rp4,1 triliun.