STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) atau Bank Mandiri mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 46,9% menjadi Rp41,2 triliun pada 2022 secara tahunan (Year on Year/YoY). Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, dalam keterangan pers secara daring di Jakarta, Selasa (31/1).
Menurut Darmawan peningkatan laba bersih Bank Mandiri antara lain ditopang oleh pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NIM) yang mengalami kenaikan sebesar 20,3% YoY menjadi Rp57,9 triliun selama tahun 2022. Selain itu, pendapatan non bunga atau Non-Interest Income yang tumbuh baik 9% menjadi Rp35,2 triliun ikut berkontribusi terhadap melonjaknya laba bersih Perseroan hingga September 2022.
Melesatnya Non Interest Income Bank Mandiri tak lepas dari penajaman bisnis yang diiringi dengan digitalisasi yang semakin matang. Terbukti , laju pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) Livin’ by Mandiri dan Kopra’ by Mandiri pun telah membuahkan hasil positif. Sampai dengan akhir Desember 2022 pendapatan non bunga Bank Mandiri secara bank only telah menembus Rp27 triliun. Dari jumlah itu FBI Livin’ dan Kopra by Mandiri masing-masing menyumbang pertumbuhan sebesar 13,11% YoY dan 10% YoY.
Sepanjang tahun 2022, Bank Mandiri sukses mencetak pendapatan operasional sebelum pencadangan atau Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) sebesar Rp72,3 triliun, meningkat 24,7% YoY.
Darmawan menjelaskan kinerja yang solid ini tak terlepas dari kondisi makroekonomi yang membaik. Ini didukung oleh kebijakan strategis pemerintah dan regulator dalam menjaga stabilitas perekonomian.
Menurutnya, pertumbuhan laba bersih Bank Mandiri turut ditopang oleh optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Tercatat, hingga akhir 2022, kredit secara konsolidasi Bank Mandiri mampu tumbuh positif sebesar 14,48% YoY menjadi Rp1.202,2 triliun.
Melihat pencapaian tersebut, Bank Mandiri optimis pertumbuhan kredit di tahun 2023 mampu tumbuh di kisaran 10-12% secara YoY. Tentunya, dengan tetap menekankan sisi kualitas, yakni fokus pada sektor-sektor yang prospektif, resilient, dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.
“Selain dari perspektif sektoral, kami juga terus mengoptimalkan bisnis turunan dari ekosistem nasabah wholesale dan sektor unggulan di masing-masing wilayah,”terang Darmawan.
Berkat pencapaian kredit yang impresif, total aset Bank Mandiri secara konsolidasi pun berhasil menyentuh Rp1.992,6 triliun atau tumbuh 15,5% secara tahunan. Total aset tersebut juga menjadi rekor terbesar sepanjang sejarah perseroan.
Pencapaian kredit Bank Mandiri tahun lalu pun melampaui pertumbuhan kredit secara industri sebesar 11,35% di tahun 2022 lalu. Bila dirinci berdasarkan segmennya, kredit Bank Mandiri didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp414,1 triliun, pada akhir 2022, tumbuh 11,8% dari periode tahun sebelumnya Rp 370,2 triliun.
Selain itu, kredit komersial juga menorehkan kinerja positif yakni tumbuh sebesar 13,0% YoY menjadi Rp 196,3 triliun di akhir 2022 lalu. “Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama mendorong kebangkitan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk UMKM,” paparnya.
Salah satu komitmen ini juga diwujudkan lewat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Mandiri di tahun 2022 yang berhasil memenuhi target pemerintah sebesar Rp40 triliun kepada lebih dari 351 ribu pelaku usaha UMKM. Penyaluran KUR Bank Mandiri pun utamanya disalurkan ke sektor produksi sebanyak 59,73% atau senilai Rp23,9 triliun.
Tren peningkatan penyaluran KUR Bank Mandiri sektor produktif tercermin dari seluruh sektor. Salah satunya di sektor pertanian yang sepanjang tahun 2022 menyumbang 29,53% dari total KUR Bank Mandiri atau senilai Rp 11,81 triliun.
Disusul sektor jasa produksi yang mencapai Rp 8,03 triliun di 2022 atau sekitar 20,07% dari total penyaluran KUR Bank Mandiri tahun 2022. Adapun, kredit UMKM Bank Mandiri berhasil tumbuh 13,3% YoY dari Rp103,5 triliun di tahun 2021 menjadi Rp 117,2 triliun pada akhir tahun 2022.
Pada 2022, total dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh positif 15,46% YoY dari Rp1.291,2 triliun di akhir 2021 menjadi Rp1.490,8 triliun di akhir tahun 2022. Capaian ini seiring peningkatan dana giro serta tabungan yang naik masing-masing 31,2% dan 13,5% secara YoY. Ekspansi digital tersebut pun berbuah manis terhadap rasio CASA Bank Mandiri secara bank only di akhir 2022 yang kini mencapai 77,64%, naik 365 bps YoY, melampaui rata-rata industri perbankan.