Senin, Januari 13, 2025
30.4 C
Jakarta

Dituding Kejar Kuantitas Ketimbang Kualitas Emiten Baru, BEI Ngaku Introspeksi dan Siapkan Strategi Tingkatkan Mutu IPO

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Para pelaku pasar modal Indonesia kerap mengkritik kualitas emiten-emiten baru yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kalangan pemilik modal tersebut meminta BEI bukan hanya sekedar mengejar target jumlah emiten tapi mengabaikan kualitas calon Perusahaan Tercatat tersebut.

Pasalnya, tidak sedikit emiten pendatang baru tersebut kualitasnya tidak sesuai dengan harapan pemodal. Tidak heran, Ketika pertama kali menjejakan kaki di lantai Bursa, harga saham emiten yang bersangkutan langsung nyungsep. Bahkan berkali-kali mengalami auto reject bawah (ARB). Kondisi memprihatinkan ini tentu saja merugikan investor yang sudah menggelontorkan dananya.

Menjawab kritikan tersebut, Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna, bicara blak-blakan kepada awak media di Jakarta, Rabu (20/3/2024). Menurut Nyoman, BEI berkomitmen untuk meningkatkan kualitas emiten baru yang tercatat di bursa. “Kami di Bursa khususnya open mind. Kita melakukan introspeksi dan refleksi. Apa yang sudah kita capai, terus kemudian apa feedback dari market,” ujarnya.

Nyomanjuga menyoroti beberapa masalah yang sering terjadi dengan emiten baru, seperti volatilitas transaksi dan penurunan harga saham setelah listing. Untuk mengatasi hal ini, BEI telah melakukan evaluasi menyeluruh dan sedang memproses beberapa perubahan peraturan.

Pertama-tama, BEI akan menyempurnakan peraturan mengenai penjatahan saham untuk mengatasi volatilitas transaksi. “Kemudian yang kedua terkait dengan free float. Bagaimana kita meningkatkan jumlah free float yang real free float,” tambah Nyoman. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan stabilitas harga saham.

Selain itu, BEI juga berencana meningkatkan kualitas perusahaan tercatat dengan meningkatkan standar finansial test untuk perusahaan kecil dan menengah. Mereka juga sedang membahas ketentuan mengenai sponsor yang akan mendukung perusahaan dalam menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG).

Nyoman menegaskan bahwa peningkatan kualitas emiten baru bukan hanya menjadi fokus BEI dalam hal kuantitas, tetapi juga dalam hal kualitas. “Kami menetapkan ada istilahnya Lighthouse Company. Jadi ada perusahaan-perusahaan mencusuar yang kita targetkan setiap tahun,” ungkapnya.

Sebelumnya, Nyoman mengatakan, BEI menargetkan tiga perusahaan beraset besar atau light house company untuk melakukan Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO) saham tahun ini. Adapun kriteria calon emiten yang disebut light house company, kata Nyoman, antara lain memiliki minimal 15% dari free float dan aset paling sedikit Rp3 triliun.

Meskipun BEI menargetkan tiga light house company untuk melantai di pasar modal, Nyoman tidak mengungkap identitas perusahaan tersebut. Sejumlah perusahaan besar, seperti PT Lion Mentari Airlines, Sumarecon Mall, dan PT Freeport Indonesia, disebut-sebut akan mencatatkan sahamnya di BEI tahun ini. Namun Nyoman enggan mengomentari lebih jauh terkait kabar tersebut. “Tinggal ditunggu saja,” tegasnya Ketika itu.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pelaku pasar terhadap emiten yang tercatat di BEI. Dengan upaya yang holistik dan terencana, BEI berharap dapat meningkatkan reputasi pasar modal Indonesia serta memberikan manfaat yang lebih besar bagi para pemangku kepentingan.

Artikel Terkait

Wow! PANR Terima Dividen Rp399 Miliar dari Anak Usaha

STOCKWATCH.ID (JAKARTA)-Manajemen  PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) melaporkan, pihaknya...

Tambah Investasi, Bos Indonesia Pondasi Raya Genggam 85,658% Saham IDPR

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Manuel Djunako,  Komisaris Utama dan pemegang...

Sinar Mas Multiartha Rancang Obligasi Senilai Rp800 Miliar, Buat Apa?

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Obligasi Berkelanjutan PT Sinar Mas Multiartha...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini