STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia mengalami kenaikan tipis pada penutupan perdagangan hari Rabu (27/11/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (28/11/2024) WIB. Harga logam mulia ini sempat merosot ke level terendah dalam lebih dari seminggu. Kenaikan ini didorong oleh pelemahan dolar AS, meski data inflasi AS yang stagnan sempat memangkas keuntungan emas.
Harga emas spot naik 0,2% dan ditutup pada US$2.635,99 per ons. Sedangkan kontrak emas berjangka AS menguat lebih tinggi, naik 0,7% menjadi US$2.638,60.
Belanja konsumen AS tercatat meningkat solid pada Oktober lalu. Namun, usaha untuk menurunkan inflasi tampaknya berjalan lebih lambat dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga.
Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, mengatakan bahwa kenaikan harga emas saat ini didorong oleh peningkatan pendapatan pribadi. “Jika konsumen tetap kuat meski inflasi tinggi, itu menunjukkan daya tahan ekonomi. The Fed mungkin enggan memangkas suku bunga secara agresif,” ujarnya.
Pelemahan dolar AS yang mencapai 0,8%, menyentuh level terendah dalam dua minggu terakhir, memberi dorongan tambahan bagi harga emas. Pelemahan dolar membuat emas lebih menarik bagi investor yang memegang mata uang lain.
Streible juga memproyeksikan, “Emas bisa mencapai US$3.000 pada paruh pertama 2025, kecuali ada lonjakan inflasi yang memaksa The Fed menaikkan suku bunga. Kondisi itu bisa meredam kenaikan harga emas.”
Sebelum data inflasi AS dirilis, harga emas sempat naik 1%. Kenaikan ini terjadi setelah aksi jual besar pada Senin lalu, yang menyebabkan harga emas anjlok US$100 dalam sehari, penurunan terbesar dalam lima bulan terakhir. Penurunan tersebut dipicu meredanya permintaan untuk aset safe haven setelah pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Hezbollah.
Meski ada kenaikan, volatilitas harga emas diperkirakan tetap tinggi dalam waktu dekat. Hamad Hussain, Ekonom di Capital Economics, mengingatkan, “Pergerakan harga emas bisa semakin fluktuatif menjelang pelantikan Donald Trump dan perkembangan di Timur Tengah.”
Para investor juga memantau kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin yang diperkirakan mencapai 70% pada Desember mendatang. Lingkungan suku bunga rendah diyakini akan terus mendukung daya tarik emas sebagai aset investasi yang aman.
