STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi pada penutupan perdagangan hari Kamis (17/10/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (18/10/2024) WIB. Ini akibat ketidakpastian yang melanda pasar global. Ketegangan pemilu presiden di AS dan konflik di Timur Tengah membuat banyak investor beralih ke aset aman, menjadikan emas pilihan utama.
Mengutip CNBC International, saat ini, harga emas spot naik 0,7% menjadi US$2.692,04 per ons. Di sisi lain, kontrak emas berjangka AS juga meningkat 0,6% dan ditutup pada US$2.707,5 per ons. Kenaikan ini menunjukkan minat tinggi investor dalam melindungi kekayaan mereka di tengah situasi yang tidak menentu.
Sejak awal tahun, harga emas melonjak lebih dari 30%, melebihi rekor sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve, terutama setelah penurunan setengah poin yang terjadi bulan lalu. Ketidakpastian geopolitik yang berkepanjangan juga semakin mendorong minat investasi di emas.
Nitesh Shah, ahli strategi komoditas dari WisdomTree, menjelaskan bahwa situasi pemilu yang semakin ketat di AS menambah ketidakpastian. “Konflik di Timur Tengah dan pemilu yang mendekat membuat investor khawatir. Dalam kondisi seperti ini, emas menjadi pilihan terbaik,” ungkapnya.
Dalam pertemuan tahunan London Bullion Market Association (LBMA), para delegasi memprediksi harga emas dapat melonjak hingga US$2.941 per ons troy dalam 12 bulan ke depan. Ini menjadi sinyal positif bagi investor yang sudah memasuki pasar emas.
Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, menambahkan bahwa prediksi dari LBMA yang menunjukkan harga emas bisa mencapai hampir US$3.000 dalam setahun ke depan juga menarik perhatian pelaku pasar. “Ekspektasi ini mencerminkan sentimen pasar yang sangat optimis terhadap emas saat ini,” jelasnya.
Sebelumnya, harga emas sempat melemah di sesi perdagangan AS setelah laporan menunjukkan peningkatan penjualan ritel di AS pada bulan September. Selain itu, laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan penurunan yang tak terduga dalam angka pengangguran. Menurut Jim Wyckoff, analis senior pasar di Kitco Metals, laporan tersebut memberi sinyal kemungkinan kebijakan moneter yang lebih ketat.
Meskipun emas tidak memberikan bunga, harga emas cenderung naik saat suku bunga dipotong. Bank Sentral Eropa juga memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini, dengan pemotongan sebesar seperempat poin. Langkah ini semakin memperkuat prospek kenaikan harga emas di pasar global.