STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Sebanyak 4,166 miliar saham PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) ditawarkan ke investor publik dalam Penawaran Umum Perdana saham atau Initial Public Offeing (IPO) pada 18 – 21 Juli 2023. Jumlah saham yang ditawarkan ini sebesar 25% dari modal ditempatkan dan disetor MAHA setelah IPO saham. Penawaran awal saham MAHA dimulai pada 26 Juni hingga 06 Juli 2023.
Dalam prospektus rencana IPO saham, Senin (26/6), Direksi MAHA mengemukakan, harga perdana MAHA antara Rp118-128 per saham. Dari IPO saham, calon emiten di bidang jasa penunjang pertambangan ini akan memperoleh tambahan modal maksimal Rp533,25 miliar.
Menurut Direksi MAHA, sebesar 60% dana IPO saham akan digunakan untuk pembelian truck baru. Sisanya 40% untuk pembelian sekitar 50 unit doly dan 100 unit vessel untuk peningkatan kapasitas produksi dan peremajaan unit. Pembelian unit doly dan vessel akan ditentukan kemudian menyesuaikan kebutuhan perseroan, yang rencananya akan direalisasikan dalam kurun waktu Agustus 2023 sampai dengan Desember 2023, kemudian sisanya secara bertahap pada tahun 2024.
Saham MAHA bernominal Rp60 per unit itu akan dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 25 Juli 2023. Diharapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan pernyataan efektif untuk IPO MAHA pada 14 Juli 2023.
Sebagai informasi, pendapatan Perseroan mengalami peningkatan sebesar Rp322,53 miliar atau tumbuh 24,45%, dari Rp1,32 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp1,64 triliun pada 2022. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari pihak ketiga dan pihak berelasi sehubungan dengan adanya peningkatan dalam jumlah tonase
batubara yang diangkut oleh Perseroan.
Seiring pendapatan, beban pokok pendapatan perseroan juga mengalami peningkatan sebesar Rp223,03 miliar atau naik 22,29%, yaitu dari Rp1 triliun pada 2021 menjadi Rp1,22 triliun pada 2022. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan biaya perbaikan dan pemeliharaan, biaya bahan bakar, serta gaji dan tunjangan.
Meski begitu, laba tahun berjalan MAHA mengalami kenaikan sebesar Rp189,84 miliar atau melesat 60,89% menjadi Rp501,78 miliar pada 2022, dari Rp311,78 miliar pada 2021. Kenaikan ini terutam disebabkan oleh peningkatan pada laba bruto Perseroan sebesar Rp99,50 miliar atau naik sebesar 31,20%. Selain itu terdapat kenaikan penghasilan dari
keuntungan investasi saham yang belum direalisasi sebesar Rp51,24 miliar.
Sementara total aset Perseroan mencapai Rp1,61 triliun pada 2022, atau meningkat sebesar 535,82 miliar, tumbuh 50,04%, dari Rp1,07 triliun pada 2021. Sedangkan total liabilitas Perseroan mengalami kenaikan sebesar Rp133,71 miliar atau bertambah 39,82%, dari Rp335,81 miliar pada 2021 menjadi Rp469,52 miliar pada 2022.
Adapun total ekuitas Perseroan mencapai Rp1,14 triliun pada 2022, mengalami peningkatan sebesar Rp402,02 miliar atau tumbuh 54,72% dari Rp734,91 miliar pada 2021. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan saldo laba Perseroan sebesar Rp502,11 miliar dikurangi dengan pembagian dividen tunai sebesar Rp100 miliar.