Sabtu, Februari 8, 2025
28.2 C
Jakarta

Wall Street Berakhir Beragam, Dow Jones Rontok 350 Poin. Ini Penyebabnya!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street berakhir beragam pada penutupan perdagangan hari Senin (21/10/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (22/10/2024) WIB. Pasar saham Amerika Serikat kembali mendapat tekanan besar setelah mencatatkan reli selama tiga hari berturut-turut.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS anjlok 344,31 poin atau sekitar 0,8%, menjadi 42.931,60. Indeks S&P 500 (SPX) turun tipis 10,69 poin atau 0,18% mencapai 5.853,98. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) justru naik tipis 50,45 poin atau 0,27% menyentuh level 18.540,01.

Penurunan tajam ini disebabkan oleh lonjakan yield obligasi 10 tahun yang naik hampir 12 basis poin, mencapai 4,19%. Kenaikan yield ini memicu kekhawatiran bahwa suku bunga akan tetap tinggi lebih lama dari yang diperkirakan, yang bisa memperlambat pemulihan ekonomi.

Saham di sektor konsumen dan konstruksi terkena dampak paling parah. Saham Target jatuh 3,8%, Builders FirstSource anjlok 5,2%, dan Lennar turun 4,4%. “Kenaikan yield obligasi menunjukkan bahwa investor semakin yakin kalau The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama,” kata Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi di CFRA.

Kondisi semakin diperburuk oleh kekhawatiran terhadap inflasi. Banyak yang meragukan apakah target inflasi 2% bisa tercapai dalam waktu dekat. “The Fed mungkin akan kesulitan menekan inflasi ke level target tahun depan,” tambah Stovall.

Fokus investor kini beralih ke laporan keuangan perusahaan besar yang akan dirilis minggu ini. Sekitar 20% dari perusahaan dalam indeks S&P 500 dijadwalkan untuk melaporkan hasil kuartal ketiga, termasuk perusahaan besar seperti Tesla, Coca-Cola, dan GE Aerospace.

Meskipun laporan keuangan awal bervariasi, sekitar 75% dari 14% perusahaan yang sudah merilis kinerjanya berhasil melampaui ekspektasi analis. Namun, ekspektasi tersebut sudah diturunkan secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir. “Dengan ekspektasi yang rendah, mudah bagi perusahaan untuk melewati prediksi. Ini akan menjadi kuartal ke-60 dari 62 kuartal terakhir di mana hasil aktual melampaui perkiraan,” jelas Stovall.

Meski pasar terlihat tidak stabil, ada harapan bahwa ekuitas masih memiliki potensi untuk tumbuh. Namun, investor tetap diingatkan akan risiko yang lebih besar, terutama menjelang pemilu AS dan meningkatnya ketegangan geopolitik. Kombinasi antara valuasi pasar yang tinggi dan ketidakpastian politik bisa menyebabkan volatilitas yang lebih besar di masa depan.

Dengan pasar yang semakin tidak menentu, pelaku pasar disarankan untuk terus memantau perkembangan suku bunga dan laporan keuangan perusahaan besar dalam beberapa hari ke depan. “Seperti pepatah lama, kita harus siap menghadapi badai untuk menikmati sinar matahari,” ujar Stovall, mengingatkan bahwa mungkin saatnya investor bersiap untuk gejolak lebih lanjut di Wall Street.

Artikel Terkait

Wall Street Berakhir Beragam, S&P 500 Cetak Hat-Trick Kenaikan Tiga Hari Beruntun

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street bervariasi pada penutupan perdagangan hari...

Bursa Eropa Pecah Rekor! Saham Meroket Usai Bank of England Pangkas Bunga

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa mencetak rekor tertinggi...

Pasar Asia Menguat! Investor Tak Gentar Hadapi Gejolak Perdagangan

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik menguat pada penutupan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini