STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia anjlok tajam pada akhir perdagangan Jumat (6/9/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (7/9/2024) WIB, meskipun sempat mendekati rekor tertinggi sepanjang masa. Kejatuhan ini terjadi setelah munculnya data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang membingungkan pasar terkait kebijakan suku bunga The Fed.
Mengutip CNBC International, harga emas spot turun 0.8% menjadi US$2,495.85 per ounce. Kontrak emas berjangka AS juga ikut melemah 0.7% ke US$2,525.5 per ounce. Padahal, emas sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi sejak 20 Agustus lalu.
Data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan adanya kenaikan payroll sebesar 142.000 pada Agustus. Angka ini lebih rendah dari perkiraan 160.000. Namun, tingkat pengangguran turun menjadi 4.2% dari 4.3%, sesuai ekspektasi pasar.
Tai Wong, seorang pedagang logam independen yang berbasis di New York, menyebutkan bahwa ketidakpastian semakin besar. “Data ini tidak memberikan kejelasan mengenai besaran pemotongan suku bunga The Fed dalam pertemuan mendatang,” katanya.
Dengan kondisi tersebut, pelaku pasar kini bingung apakah The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 atau 50 basis poin pada pertemuan 18 September. Data inflasi AS yang akan dirilis pekan depan diperkirakan akan menjadi penentu utama keputusan The Fed.
Menurut alat prediksi CME FedWatch, peluang pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin turun menjadi 59% dari 70% pekan lalu. Sementara itu, kemungkinan pemangkasan sebesar 50 basis poin meningkat menjadi 41% dari 30%.
Presiden The Fed New York, John Williams, menanggapi data ketenagakerjaan dengan tenang. “Data Agustus ini tidak mengejutkan, dan pemotongan suku bunga memang diperlukan untuk menjaga keseimbangan pasar tenaga kerja,” ujarnya.