Rabu, Agustus 6, 2025
33.2 C
Jakarta

Apakah Perang Tarif Mereda Membawa Sentimen Positif bagi IHSG?, Begini Penjelasanan BNI Asset Management

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Ketegangan perang tarif Amerika Serikat (AS) versus Tiongkok yang mewarnai media dalam 2 bulan terakhir kini tampak mulai mereda setelah kedua negara sepakat menurunkan tarif impor.

AS yang sebelumnya menetapkan tarif dagang tinggi secara sepihak kepada negara-negara partner dagangnya, kini menunjukkan sikap yang lebih lunak setelah melalui negoisasi intensif yang di gelar di Jenewa – Swiss, selama 2 hari pada sabtu hingga minggu
(10-11/05/2025).

Dalam kesepakatan tersebut, AS menyetujui penurunan tarif produk impor dari Tiongkok 145% menjadi 30%. Dan sementara Tiongkok juga menurunkan tarif untuk berbagai produk asal AS menjadi 10% dari sebelumnya 125%.

Apakah meredahnya perang tarif ini akan membawa sentimen positif bagi IHSG? Farash Farich, Chief Investment Officer BNI Asset Management, memprediksi, meredanya ketegangan perang dagang AS – Tiongkok akan berdampak positif bagi pasar modal dunia termasuk IHSG yang berpotensi membaik dan melanjutkan penguatan sejak titik terendah tahun ini di awal April.

“Pasar saham Indonesia terpantau menguat pada Rabu (14/5/2025) pagi. Ini tercemin dari penguatan IHSG ke level 6.948,9 dipimpin oleh sektor Infrastruktur, sektor energi dan transportasi, sedangkan untuk sektor negatif ada di sektor teknologi,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (15/5/2025).

Farash menerangkan, kesepakatan tarif dagang AS – Tiongkok ini memberikan sentimen positif bagi investor, meskipun belum merupakan penyelesaian akhir.

Menurut Farash, seperti disampaikan Scott Bessent, Menteri Keuangan AS bahwa ini adalah jeda untuk mencegah dampak kerusakan jangka panjang akibat trade war, karena kesepakatan penuh mungkin akan memakan waktu 2–3 tahun sebagaimana yang terjadi dalam pengalaman Perang Dagang AS – Tiongkok sebelumnya.

Farash menambahkan, kesepakatan ini menunjukkan bahwa Pemerintah AS – Tiongkok saat ini bersikap lebih pragmatis dibandingkan sikap sebelumnya pada awal April 2025.

Pemerintah kedua negara kini lebih tanggap terhadap kekhawatiran atas dampak ekonomi dari kenaikan tarif yang dapat meningkatkan risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi kedua negara serta global. Dengan demikian kesepakatan perang dagang sementara ini, tetap memberikan sentimen positif bagi pasar.

Pasar saham Indonesia, berada dalam posisi diuntungkan dengan perkembangan ini dimana valuasi IHSG, berdasarkan rasio price-to-earning, masih berada di bawah minus 1-standar deviasi dibandingkan rata-rata historisnya serta lebih rendah dibandingkan rata-rata historis terhadap valuasi pasar saham negara berkembang di Asia. Ditambah lagi, porsi kepemilikan asing di pasar saham kita terendah selama 10 tahun terakhir.

Untuk investor dengan kebutuhan investasi jangka panjang dan risk appetite tinggi dapat
mempertimbangkan di Reksa Dana Indeks saham BNI-AM IDX-Pefindo Prime Bank untuk
memanfaatkan penguatan pasar saham.

Selain itu, didukung dengan valuasi yang menarik dimana rasio price-to-book juga dibawah rata-rata historisnya dan pada kuartal-1 tahun 2025, laba bersih big banks align dengan ekspektasi pasar.

Sedangkan untuk investor dengan kebutuhan investasi jangka pendek dan menengah serta
risk appetite lebih rendah ke moderat dapat mempertimbangkan Reksa Dana Pasar Uang BNI-AM Dana Likuid dan Reksa Dana Pendapatan Tetap BNI-AM Teakwood dengan underlying obligasi korporasi durasi pendek untuk menjaga nilai pokok invetasinya dan hasil investasi kedua reksa dana yang didapat dalam jangka pendek dapat secara bertahap dialokasikan sedikit untuk berinvestasi di reksa dana saham untuk memberikan tambahan hasil investasi.

Disamping itu, BNI-AM Quality Long Duration Fund dengan underlying obligasi pemerintah jangka panjang dapat dipertimbangkan bila terjadi koreksi di pasar obligasi yang menyebabkan yield obligasi 10-tahun berada di sekitar 7% atau lebih.

Artikel Terkait

Perkuat Jaringan, Avian Brands Targetkan Buka 6 Pusat Distribusi Baru di 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Avia Avian Tbk (AVIA) atau...

IHSG Sesi I Tertahan di 7.514,660, Turun Tipis 0,01%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada...

Emiten Tekstil (TRIS) Siap Jual Kembali  27,936 Juta Saham Tresuri, Catat Tanggalnya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Manajemen PT Trisula International Tbk (TRIS)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru