STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Minat perusahaan untuk melantai di Bursa melalui mekanisme penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tetap tinggi. Padahal, kondisi pasar saham saat ini masih penuh ketidakpastian.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, menegaskan kondisi pasar sangat memengaruhi keputusan perusahaan untuk IPO.
“Untuk memutuskan IPO, yang terutama adalah kondisi market. Timing juga sangat penting dalam menentukan kapan IPO diberlangsungkan, untuk mengetahui apakah pada saat tersebut appetite investor sudah cukup tinggi atau tidak. Nah, ini semua tergantung dari kondisi pasar,” ujar Inarno dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (4/3/2025).
Namun, hingga saat ini, OJK belum melihat adanya perusahaan yang menunda atau membatalkan IPO. “Sampai saat ini, kami belum melihat hal tersebut,” tambahnya.
Saat ini, kata Inarno, ada sekitar 20 perusahaan yang sedang dalam pipeline IPO OJK. Sektor usaha calon emiten tersebut beragam, mulai dari manufaktur, makanan dan minuman, transportasi, hingga jasa lainnya. Meski begitu, OJK belum bisa mengungkap detailnya. “Ini baru bisa kita share apabila sudah ada izin publikasi untuk melakukan book building,” jelas Inarno.
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga 28 Februari 2025, sudah ada delapan perusahaan yang resmi melantai di bursa. Total dana yang berhasil dihimpun dari IPO tersebut mencapai Rp3,7 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengungkapkan saat ini masih terdapat 24 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham. Perusahaan-perusahaan tersebut sedang dalam proses untuk segera go public.
Sebagian besar perusahaan dalam pipeline IPO berasal dari kategori aset skala besar. Jumlahnya mencapai 23 perusahaan dengan nilai aset di atas Rp250 miliar. Sementara itu, hanya ada satu perusahaan yang masuk dalam kategori aset skala menengah. Nilai asetnya berkisar antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Untuk kategori aset skala kecil, hingga saat ini belum ada perusahaan yang tercatat dalam pipeline.
Dari segi sektor, perusahaan yang berada dalam pipeline IPO tahun ini cukup beragam. Berikut rinciannya:
- Consumer Non-Cyclicals: 7 perusahaan (29,2%)
- Industrials: 4 perusahaan (16,7%)
- Basic Materials & Energy: Masing-masing 3 perusahaan (12,5%)
- Healthcare: 3 perusahaan (12,5%)
- Transportation & Logistic: 2 perusahaan (8,3%)
- Consumer Cyclicals & Financials: Masing-masing 1 perusahaan (4,2%)
- Infrastructure, Properties & Real Estate, serta Technology: 0 perusahaan