STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa Saham Wall Street ditutup melorot berjamaah pada penutupan perdagangan hari Senin (5/12) waktu setempat. Merosotnya Bursa Saham Amerika Serikat (AS) itu dipicu oleh solidnya data ekonomi negara adidaya itu.
Di luar dugaan, ternyata aktivitas industri jasa AS meningkat pada November 2022. Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa suku bunga Federal Reserve (The Fed) akan meningkat secara agresif dalam pertemuan pada 13-14 Desember mendatang.
Kalangan investor kini memprediksi, peluang bank sentral AS bakal menaikan suku bunga sebesar 50 basis poin mencapai 89%, menjadi 4,25% hingga 4,50%. Suku bunga diproyeksikan akan mencapai puncaknya sekitar 4,984% pada Mei 2023.
Adapun Senin kemarin, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) di Bursa Efek New York ditutup anjlok 482,78 poin, atau sekitar 1,4% menjadi 33.947,1. Nasib serupa terjadi dengan S & P 500 yang melemah 72,86 poin, atau sekitar 1,79% menjadi 3.998,84. Demikian pula dengan indeks Nasdaq turun 221,56 poin, atau sekitar 1,93% menjadi 11.239,94.