STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) atau Indocement membidik pertumbuhan volume penjualan keseluruhan baik semen dan clinker berkisar antara 9-10% pada 2024. Adapun selama 2023, Indocement mencatatkan volume penjualan keseluruhan sekitar 19,3 juta ton, meningkat 10,0% dari 17,6 juta ton di periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama Indocement, Christian Kartawijaya, menjelaskan target pertumbuhan penjualan semen perseroan lebih tinggi dibandingkan proyeksi nasional yang hanya sekitar 2-3% saja. “Target pertumbuhan volume penjualan Indocement tahun 2024 sebesar 9-10% ekuivalen dengan tambahan 1,7 juta – 1,8 juta ton. Ini diantaranya berasal dari terkonsolidasinya pabrik semen Grobogan dengan produksi 1,5 juta per tahun,” ujarnya, dalam paparan publik di Jakarta, Senin 925/3/2024).
Menurut Christian, peningkatan volume penjualan Indocement tahun ini selain ditopang oleh terkonsolidasinya penjualan PT Semen Grobogan yang telah diakuisisi sepenuhnya pada 1 Desember 2023, juga akan didukung oleh percepatan pembangunan Ibu Kota Baru (IKN). Saat ini, rerata Indocement memasok sekitar 10 ribun ton untuk IKN.
Selain itu, kata Christian, perusahaan juga memiliki kesempatan menyediakan semen untuk proyek pembangunan MRT tahap 2, pembangunan smelter, pelabuhan Patimban, dan peningkatan konsumsi semen kantong di industri propert. “Kami juga memperkirakan peningkatan permintaan semen karena kemungkinan penurunan suku bunga di akhir tahun ini,” imbuhnya.
Meskipun Christian tidak memberikan detail angka pertumbuhan pendapatan untuk tahun 2024, dia optimistis bahwa terkonsolidasinya Semen Grobogan akan meningkatkan pendapatan perseroan. “Jadi dari sisi pendapatan tahun 2024 akan tumbuh lebih baik,” ungkapnya.
Christian menyatakan, pada 2023 pendapatan bersih Perseroan naik sebesar 9,9% menjadi Rp17.949,8 miliar. “Peningkatan pendapatan kami tercermin dari strategi pemasaran yang efektif dan peningkatan operasional kami,” tambahnya.
Seiring kenaikan pendapatan, beban operasional juga mengalami peningkatan sebesar 8,8%. Itu terutama disebabkan oleh ekspansi operasional di Maros dan Grobogan. Namun demikian, penurunan beban operasi lainnya memberikan kontribusi positif terhadap margin laba usaha Perseroan.
Indocement mencatat peningkatan pendapatan keuangan neto sebesar Rp84,7 miliar atau +108,6%, seiring dengan kenaikan suku bunga secara keseluruhan pada tahun 2023. Sementara itu, beban pajak penghasilan neto Perseroan tetap stabil.
Laba tahun berjalan Indocement mengalami kenaikan sebesar +5,9% dari tahun sebelumnya Rp1,842 triliun, menjadi Rp1,95 triliun. Christian Kartawijaya menambahkan, “Kami akan terus berupaya meningkatkan kinerja kami dan memberikan nilai tambah kepada seluruh pemangku kepentingan.”