STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa Saham Wall Street rontok berjamaah pada penutupan perdagangan Rabu (31/5/2023) waktu setempat atau Kamis (1/6/2023) WIB. Ambruknya akhir transaksi ketiga indeks utama bursa saham Amerika serikat (AS) itu lantaran para pelaku pasar tengah menunggu hasil pemungutan suara Dewan Perwakilan (DPR) mengenai peningkatan plafon utang dari US$31,4 triliun. Ini untuk mencegah terjadinya gagal bayar atau default utang negara adidaya tersebut. Selain itu, kuatnya data pasar tenaga kerja AS juga bikin investor jadi cemas. Mencuat kekhawatiran bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga lagi pada Juni.
Rabu kemarin, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS ditutup merosot 134,51 poin atau 0,41% menjadi 32.908,27 poin. Indeks S&P 500 berakhir anjlok 25,69 poin atau 0,61% menjadi 4.179,83 poin. Adapun indeks komposit Nasdaq ditutup melemah 82,14 poin atau 0,63% menjadi 12.935,28 poin.
Dari 11 sektor utama S&P 500, tujuh diantaranya berakhir di teritori negatif. Sektor energi memimpin penurunan dengan pelemahan mencapai 1,88%. Kemudian sektor industri yang mengalami kejatuhan sebanyak 1,4%. Sebaliknya, sektor utilitas dan kesehatan menjadi pemimpin penguatan dimana masing-masing mengalami kenaikan 0,96% dan 0,85%.
Saham-saham di Wall Street jatuh berguguran lantaran para investor menantikan hasil voting DPR yang rencananya digelar Rabu malam (31/5/2023) waktu setempat. Para pelaku pasar berharap, pemungutan suara itu akan berujung pada tercapainya kesepakatan di parlemen. Selanjutnya, kesepakatan akan beralih ke Senat.