STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Hasil hitung cepat atau quick count seluruh lembaga survey kredibel di Tanah Air telah memastikan bahwa Pemilihan Umum 2024, khususnya pada pemilihan presiden, hanya berlangsung satu putaran. Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo-Gibran berhasil mengalahkan rival-rivalnya yakni paslon no urut 1 Anis-Muhaimin dan paslon no urut 3, Ganjar-Mahfud.
Usai Pemilu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun menghijau pada pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/2/2024).
Seiring berakhirnya pencoblosan, BEI memberi sinyal siap menagih janji Menteri BUMN Erick Thohir yang mau membawa perusahaan pelat merah dan keturunannya melakukan Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Tanah Air.
Sebelumnya¸ Erick mengatakan keiinginanya agar Grup Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat melakukan IPO pada 2024, sembari melihat perkembangan kondisi pasar modal. “Saya rasa kita terus dorong kalau memang situasinya tepat, untuk kita bisa go public,” ujar Erick Thohir di acara Capital Summit & Market Expo 2023 di Gedung BEI, Jakarta pada Sabtu, (28/10/2023).
Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada BUMN atau subsidiarinya yang ada dalam daftar (pipeline) perusahaan yang siap IPO. Namun, dia menegaskan harapannya agar BUMN dan anak perusahaan dapat melantai di Bursa tahun ini.
“Kita mengharap BUMN dan anak BUMN juga dapat IPO di pasar modal,” kata Nyoman, kepada awak media di Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Nyoman menyebut bahwa telah ada kesepakatan antara BEI dan Kementerian BUMN terkait dukungan terhadap persiapan BUMN dan subsidiarinya untuk IPO di bursa.
“Kami secara reguler bertemu dengan tim dari Kementerian BUMN karena kami sudah memiliki kesepakatan yang dibuat tahun lalu. Kami siap memberikan dukungan untuk membuat mereka (BUMN) transparan dan meningkatkan kesiapan mereka untuk IPO,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa kesiapan BUMN dan subsidiarinya untuk IPO sangat tergantung pada persiapan dan dukungan yang diberikan. BEI akan memberikan dukungan berupa sharing informasi dan hal-hal yang dapat meningkatkan kesiapan mereka untuk masuk ke pasar modal, sesuai dengan harapan investor.
“Dengan meningkatnya kesiapan ini, kami berharap kesuksesan BUMN dan subsidiarinya di pasar modal tidak hanya terbatas pada pencatatan saham, tetapi juga memberikan kontribusi terbaik bagi para investor,” tambah Nyoman.
Adapun sederet BUMN yang pernah santer disebut bakal IPO antara lain adalah subholding upstream PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Selain PHE, ada juga PalmCo yang merupakan subholding bidang kelapa sawit milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Group. Kemudian ada nama PT Pupuk Kaltim (Persero). Terbaru, anak usaha tambang milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA), yakni PT Satria Bahana Sarana (SBS) juga digadang-gadang akan IPO.