STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) berencana menjadi perusahaan tertutup atau go private dan melakukan penghapusan pencatatan secara sukarela (voluntary delisting) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Merespon hal tersebut, BEI telah menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham META di seluruh pasar mulai sesi I Rabu (8/11/2023).
Menurut Indah D.P. Pertiwi, Head of Corporate Communication & CSR META, tujuan Perseroan melakukan voluntary delisting adalah untuk memperkuat fundamental, menjaga kestabilan bisnis serta keuangan grup perusahaan di berbagai sektornya. Selain itu, aksi korporasi tersebut terkait dengan rencana META mengembangkan anak usahanya yang bergerak di sektor jalan tol. Ini tidak saja membutuhkan pendanaan besar (capital intensive). Tapi juga karakteristik usaha tersebut memerlukan periode yang lama untuk menghasilkan imbal balik investasi (return on investment). Akibatnya, butuh waktu lama bagi META untuk bisa membagikan dividen kepada para pemegang saham.
“Sesuai dengan Keterbukaan Informasi pada tanggal 10 November 2023 betul perusahaan berencana akan Go Private, namun rencana ini perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham melalui RUPSLB yang akan segera diselenggarakan,” jelas Indah, dalam keterangan resmi ditulis Senin, (13/11/2023).
Adapun RUPSLB META rencananya, akan diselenggarakan pada 19 Desember 2023. “Mengikuti regulasi yang telah ditetapkan, nantinya setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham independen pada RUPLSB mendatang, maka informasi seperti harga buy back serta mekanismenya akan disampaikan kemudian. Sehingga untuk saat ini informasi tersebut belum dapat di-disclose,” tambah Indah.
Untuk diketahui, belum lama ini META meneken perjanjian pengambilbagian saham dengan WIPL dan MPTI. Ini untuk memperkuat struktur modal PT Margautama Nusantara (MUN) yang merupakan anak usaha Nusantara Infrastructure di sektor tol. Rencana injeksi modal akan digunakan untuk melunasi hutang pembelian Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ). Untuk itu, Perseroan akan meminta persetujuan dari para pemegang saham pada RUPSLB 19 Desember 2023. Jika disetujui, pasca akuisisi ini, komposisi kepemilikan saham Nusantara Infrastructure menjadi 43,39%, WIPL sebesar 33,00%, MPTI sebesar 10.29% dan sisanya pemegang saham minoritas lainnya.