STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia terjun bebas pada penutupan perdagangan Senin (8/1/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (9/1/2024) WIB. Padahal, dalam sesi sebelumnya, harga komoditas ini sempat melonjak.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2024 ditutup terpuruk sebesar US$3,04 atau sekitar 4,1%, menjadi US$70,77 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret 2024 berakhir merosot sebesar US$2,64 atau sekitar 3,4%, mencapai US$76,12 per barel di London ICE Futures Exchange.
Anjloknya harga tersebut dipicu oleh langkah drastis Arab Saudi, salah satu produsen minyak terkemuka di dunia. Arab Saudi memangkas harga jual resmi minyak mentah Arab Light untuk pengiriman Februari 2024 ke Asia, menuju level terendah dalam 27 bulan terakhir. Keputusan ini diambil Arab Saudi merespons peningkatan pasokan dan ketatnya persaingan dari negara-negara produsen minyak lainnya.
Efek pemangkasan harga Arab Light bukan hanya terasa di pasar Asia, tetapi juga berdampak global. Harga minyak dunia secara keseluruhan terpukul oleh kebijakan ini. Sehingga, menciptakan tekanan lebih lanjut di tengah kondisi pasar yang sudah tidak stabil.
Selain itu, laporan terbaru juga menunjukkan bahwa produksi minyak dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) meningkat pada bulan Desember 2023. Negara-negara seperti Angola, Irak, dan Nigeria dikabarkan meningkatkan produksi mereka. Tak pelak, kebijakan itu menambah pasokan ke pasar global. Kenaikan produksi ini memberikan tekanan tambahan terhadap harga minyak, meningkatkan kompleksitas dinamika pasar yang tengah berlangsung.
Para analis memperkirakan bahwa volatilitas harga minyak akan terus berlanjut dalam beberapa waktu ke depan. Mengingat, ketidakpastian terkait dengan pasokan dan permintaan global, serta dinamika geopolitik di beberapa wilayah produsen minyak utama.
Kondisi pasar yang terus berubah ini mengingatkan pelaku pasar dan pelaku industri akan pentingnya kewaspadaan dan adaptabilitas dalam menghadapi fluktuasi harga minyak dunia yang semakin kompleks.