STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan membeli aset berupa mesin untuk produksi kecap dan bumbu masak lainnya dari perusahaan terafiliasi Perseroan yakni PT Unilever Enterprises Indonesia (UEI). Transaksi jual beli mesin ini telah ditekan oleh para pihak pada 28 Juni 2024.
Padwestiana Kristanti, Sekretaris Perusahaan UNVR dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke BEI, Rabu (03/7/2024) mengemukakan, nilai transaksi pembelian aset mesin tersebut mencapai Rp41,51 miliar, belum termasuk pajak.
Menurut Padwestiana, alasan dan pertimbangan Perseroan melakukan transaksi karena kecap Bango sebagai salah satu brand yang dijual Perseroan, menunjukkan pertumbuhan penjualan yang cukup baik. Bahkan berdasarkan analisa dan proyeksi Perseroan, permintaan atas penjualan kecap Bango di pasar masih sangat tinggi. Sehingga UNVR memandang perlu untuk melakukan terobosan dan inovasi guna mendukung pertumbuhan penjualan kecap Bango ke depannya.
Sesuai perjanjian, demikian Padwestiana, UNVR harus membayar selambat-lambatnya 14 hari kalender sejak transaksi ditandatangani pada 28 Juni 2024. Sementara Unilever Enterprises Indonesia (UEI) akan menyerahkan mesin kepada UNVR selambat-lambatnya tiga bulan sejak perjanjian tersebut diteken.
Menurut Padwestiana, transaksi ini merupakan transaksi afiliasi yang wajib diumumkan dalam keterbukaan informasi kepada masyarakat. Selain itu, transaksi ini harus disampaikan dalam dokumen yang menunjukkan pendapat kewajaran dari penilai independen kepada OJK paling lambat dua hari kerja.
Sekedar informasi, Unilever Enterprises Indonesia (UEI) merupakan perusahaan afiliasi dari UNVR. Pasalnya, pemegang saham utama dari UNVR yakni Unilever Indonesia Holding BV merupakan pemegang saham utama dari Unilever Enterprises Indonesia (UEI) dengan kepemilikan saham sebesar 99,99%.
Meski demikian, papar Padwestiana, transaksi ini bukanlah transaksi material karena nilainya tidak melebihi 20% dari ekuitas Perseroan Unilever Indonesia per 31 Desember 2023 sebesar Rp3,38 triliun. “Sehingga, transaksi tersebut tidak wajib memperoleh persetujuan pemegang saham melalui RUPS, namun wajib diumumkan dalam keterbukaan informasi,” kata Padwestiana dalam laporannya.
Selama ini, demikian Padwestiana, UNVR menyewa mesin dari UEI yang digunakan untuk memproduksi kecap Bango. Oleh sebab itu, dengan pembelian aset mesin dari UEI akan membantu kinerja perusahaan. Dari transaksi pembelian mesin akan mendapatkan penghemat biaya tahunan yang akan didapatkan dari selisih biaya sewa dengan biaya penyusutan yang lebih rendah. “Penghematan biaya produksi ini diharapkan dapat menunjang inovasi UNVR yang lebih produktif untuk mendorong pertumbuhan penjualan kecap Bango ke depan,” ujarnya.
Di samping itu, lanjut Padwestiana, keuntungan lain yang didapat UNVR yakni proses produksi dan operasional menjadi lebih lincah, efektif dan efisien. Pasalnya, sebelum pembelian mesin ini, operasional mesin dan perawatan mesin produksi kecap Bango tergantung UEI sebagai pihak yang menyewakan mesin.
Jika terjadi kendala operasional atau kerusakan mesin dalam proses produksi akan membutuhkan waktu cukup lama untuk penanganan. Ini karena tim produksi UNVR harus berkoordinasi dengan UEI untuk menangani kendala tersebut. Harapannya, inovasi produksi lebih mudah dan cepat pasca pembelian mesin.
Hingga kuartal I 2024, UNVR membukukan penjualan sebesar Rp10,07 triliun, turun 4,95% dari Rp10,60 triliun pada kuartal I 2023. Meski penjualan turun, laba emiten beraset Rp18,34 triliun per Maret 2024 itu naik3,09% jadi Rp1,44 triliun pada kuartal I 2024, jika dibandingkan Rp1,41 triliun pada kuartal I 2023. (konrad)