STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia melemah pada penutupan perdagangan Senin (15/4/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (16/4/2024) WIB usai serangan Iran terhadap Israel pada akhir pekan. Ternyata, serangan tersebut tidak menyebabkan kerusakan sebesar yang diperkirakan sebelumnya. Penurunan harga komoditas ini terjadi karena kekhawatiran terhadap konflik yang semakin intensif dapat mempengaruhi produksi minyak mentah.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2024, ditutup turun 25 sen atau 0,3% menjadi US$ 85,41 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni 2024 berakhir melemah sebesar 0,4% menjadi US$90,10 per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga minyak acuan mengalami kenaikan pada hari Jumat sebagai antisipasi terhadap kemungkinan serangan balasan dari Iran. Ini membuat harga minyak mencapai level tertinggi sejak Oktober 2023. Namun, tindakan Israel yang berhasil mengintersep serangan Iran, yang melibatkan lebih dari 300 rudal dan drone, mampu meredakan kekhawatiran akan konflik regional yang berpotensi memengaruhi aliran minyak melalui Timur Tengah.
Untuk diketahui, Iran memproduksi lebih dari 3 juta barel minyak mentah per hari. Ini menjadikannya sebagai salah satu produsen utama dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Kendati begitu, harga minyak mengalami tekanan seiring kuatnya data penjualan ritel dari Departemen Perdagangan AS. Ini mencuatkan kekhawatiran bahwa kemungkinan suku bunga Negara Paman Sam tersebut akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga akan mengurangi permintaan minyak.
Tekanan juga datang dari peningkatan produksi minyak AS. Menurut Energy Information Administration (EIA) AS, produksi dari wilayah penghasil minyak serpih terbesar diperkirakan akan meningkat lebih dari 16.000 barel per hari (bph) menjadi 9,86 juta barel per hari. Angka ini mencapai level tertinggi dalam lima bulan.