STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Usai melambung tinggi berjamaah, Bursa Saham Wall Street kompak merosot pada penutupan perdagangan Senin (5/6/2023) waktu setempat atau Selasa (6/6/2023) WIB. Anjloknya penutupan transaksi ketiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) itu antara lain dipicu oleh data ekonomi terbaru negara Paman Sam tersebut.
Senin kemarin, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS ditutup turun 199,90 poin atau 0,59% menjadi 33.562,86 poin. Indeks S&P 500 berakhir melemah 8,58 poin atau 0,20% menjadi 4.273,79 poin. Adapun indeks komposit Nasdaq ditutup terpuruk 11,34 poin atau 0,09% menjadi 13.229,43 poin.
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) pada Senin (6/6/2023) terungkap bahwa indeks pembelian manajer (PMI) jasa-jasa mengalami penurunan menjadi 50,3 pada Mei dibandingkan 51,9 pada April. Angka ini lebih rendah ketimbang ekspektasi pasar sebesar 51,8.
Meningkatnya tingkat pengangguran dan penurunan PMI jasa-jasa AS sebagaimana dilaporkan oleh ISM membuat banyak investor menaruh harapan kepada Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga bulan ini. Adapun The Fed akan melakukan pertemuan dua hari yang berakhir pada 14 Juni 2023.
Dari 11 sektor utama S&P 500, tujuh diantaranya ditutup di teritori negatif. Adapun pemimpin penurunan ini adalah sektor industri yang anjlok 0,71% dan energi yang merosot 0,58 persen. Sedangkan sektor yang memimpin penguatan yakni jasa-jasa komunikasi dan utilitas dimana masing-masing melesat 0,58% dan 0,45%.
Saham perusahaan teknologi Apple Inc jatuh 0,8% setelah sebelumnya sempat melesat 2,2% yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa berkat peluncuran headset augmented reality Vision Pro.