Jumat, April 25, 2025
26.7 C
Jakarta

Wall Street Kompak Menguat, Investor Tunggu Data Ketenagakerjaan Mei

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak menguat pada penutupan perdagangan Selasa (3/6/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (5/6/2024) WIB. Kenaikan ini terjadi setelah awal bulan yang tidak stabil. Imbal hasil Treasury juga turun. Suku bunga pada obligasi 10 tahun menyusut sekitar 7 basis poin.

Mengutip CNBC International, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS naik 140,26 poin atau 0,36% menjadi US$38.711,29. Indeks S&P 500 (SPX), bertambah 7,94 poin atau 0,15% mencapai US$5.291,34. Setali tiga uang, indeks komposit Nasdaq (IXIC), juga melonjak 28,38 poin atau 0,17% menyentuh US$16.857,05.

Namun, saham Dow Inc., 3M, dan Caterpillar turun lebih dari 1%. Ini membatasi kenaikan indeks blue-chip. Saham Bath & Body Works menjadi yang terburuk di S&P 500. Saham ini turun hampir 13% karena panduan yang mengecewakan.

Investor fokus pada laporan ketenagakerjaan nonfarm untuk Mei yang akan dirilis pada hari Jumat. Mereka menginginkan pasar tenaga kerja yang cukup lemah. Tujuannya agar bank sentral menurunkan suku bunga. Tapi pasar tenaga kerja tidak boleh terlalu lemah karena bisa memicu kekhawatiran resesi.

“Pasar saat ini mencari pemicu,” kata Megan Horneman, kepala investasi di Verdence Capital Advisors. Perusahaan ini mengelola lebih dari US$3 miliar aset. “Akan ada titik di mana berita buruk benar-benar menjadi berita buruk.”

Investor juga menganalisis data terbaru tentang pasar pekerjaan. Data dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan ada 8,059 juta lowongan pekerjaan pada bulan April. Ini adalah level terendah dalam lebih dari tiga tahun. Perkiraan dari Dow Jones adalah 8,4 juta lowongan.

Pedagang kini memperkirakan kemungkinan hampir 62% adanya dua kali pemotongan suku bunga tahun ini. Ini naik dari sekitar 36% minggu lalu menurut CME FedWatch Tool.

Namun, Horneman meragukan kemungkinan pemotongan suku bunga dari The Fed tahun ini. Alasannya adalah inflasi, terutama tekanan harga di sektor jasa, masih tinggi. Dia mencatat bahwa pasar secara keseluruhan kemungkinan akan “tetap stagnan” hingga lebih banyak wawasan diperoleh dari laporan ketenagakerjaan.

Pergerakan pasar pada hari Selasa ini terjadi satu hari setelah Dow turun lebih dari 115 poin atau 0,3% pada hari perdagangan pertama bulan Juni. S&P 500 dan Nasdaq Composite keduanya naik sedikit pada hari Senin karena data manufaktur yang lemah membebani sentimen pasar.

Artikel Terkait

Pasar Saham Asia Bergerak Beragam, Trump Mulai Lunak Soal Perdagangan dengan China

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada...

Wall Street Meroket! Dow Naik 400 Poin Gara-Gara Trump Melunak ke China

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Rabu...

Pasar Saham Eropa Naik 1,8%, Investor Optimistis Soal Redanya Ketegangan Dagang AS-China

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa menguat tajam pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru

<p>Anda tidak dapat copy content di situs ini</p>