STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) melaba Rp1,84 triliun (Rp529,44 per saham) pada 2022, naik 3,01% jika dibandingkan Rp1,78 triliunĀ (Rp486,79 per saham) pada 2021.
Menurut Christian Kartawijaya, pendapatan konsolidasi INTP meningkat 10,5% menjadi Rp16,3 triliun pada 2022, dari Rp14,8 triliun pada 2021. Adapun penyumbang terbesar pendapatan INTP pada 2022 berasal dari penjualan semen ke pihak ketiga sebesar Rp14,75 triliun, naik 9,89% dari Rp13,4 triliun pada tahun 2021.
āTiga kali kenaikan harga di sepanjang tahun 2022 disebabkan kenaikan biaya energi yang signifikan dan mendorong kenaikan Pendapatan Neto Perseroan meskipun volume menurun -2,1% dari tahun 2021,ā ujar Christian, dalam keterangan pers secara daring di Jakarta, Kamis (20/3/2022).
Seiring pendapatan, beban pokok pendapatan INTP juga naik sebesar 15,96% menjadi Rp11,18 triliun, dari Rp9,6 triliun pada 2021. Namun, laba kotor INTP masih naik 0,32% menjadi Rp5,14 triliun pada 2022, dari Rp5,12 triliun pada 2021.
Setelah dikurangi beban usaha dan beban lain, emiten produsen semen beraset Rp25,7 triliun per Desember 2022 itu meraih laba sebelum pajak Rp2,28 triliun pada 2022, naik 2,47% dibandingkan Rp2,34 triliun pada tahun 2021.Ā
Christian memprediksi, padaĀ 2023 dengan kombinasi harga yang lebih tinggi dari tahun lalu dan curah hujan yang tinggi sejak awal tahun, permintaan semen kantong saat ini terlihat masih relatif lemah. Namun, dengan perayaan Idulfitri yang lebih awal tahun ini, ia berharap permintaan semen kantong dapat mulai pulih pada bulan Mei dan berlanjut ke Semester ke-2 dimana belanja masyarakat dapat meningkat sebelum tahun pemilihan 2024.
āSementara itu, kami perkirakan permintaan semen curah akan tetap tumbuh karena Anggaran Infrastruktur yang dirangkum dari APBN 2023 ditetapkan 5% lebih tinggi dari tahun 2022. Pembangunan ibu kota baru (IKN) juga akan mendukung permintaan semen curah, oleh karena itu, kami perkirakan semen domestik akan tumbuh sekitar 2%ā4% di tahun 2023,ā tandasnya.