STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Pemerintah melalui Kementerian BUMN berencana mengurangi jumlah BUMN karya menjadi hanya 3 entitas. Salah satu rencana tersebut adalah penggabungan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Brantas Abipraya, dan PT Nindya Karya.
Integrasi ini bukan sekadar penggabungan biasa, melainkan upaya strategis untuk menciptakan sinergi dan nilai tambah bagi ketiga perusahaan BUMN sektor konstruksi tersebut.
Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson, menyatakan bahwa pihaknya telah mendapatkan arahan dari Kementerian BUMN terkait rencana integrasi ini. “Kami telah diberitahu dan diberikan tugas untuk melakukan persiapan-persiapan. Adhi Karya akan bergabung dengan PT Brantas Abipraya dan PT Nindya Karya. Saat ini, kami sedang menyamakan berbagai hal, mulai dari laporan hingga sistem-sistem kecil lainnya,” ungkap Entus, dalam public expose live 2024, di Jakarta, Rabu (28/8/2024).
Bani Iqbal, Direktur ADHI, menambahkan bahwa tahap persiapan integrasi sudah cukup matang. “Ini bukan merger, melainkan integrasi. Kami sedang melakukan evaluasi bersama konsultan untuk menilai manfaat dari holding ini. Evaluasi tersebut akan mencakup aspek keuangan, perpajakan, legal, dan dampak dari sisi sumber daya manusia,” jelasnya.
Menurut Bani, integrasi ini diharapkan bisa memberikan nilai tambah (value added) bagi masing-masing entitas. “Kami ingin membentuk holding yang kuat dengan Adhi Karya sebagai pemimpin dalam pembangunan railway dan konstruksi perairan, sementara Brantas Abipraya dan Nindya Karya akan mengisi peran sesuai kompetensinya masing-masing. Proses ini akan dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan tercapainya tujuan jangka panjang,” tegasnya.
Entus juga menambahkan bahwa rencana jangka panjang ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi setiap perusahaan. “Kami sedang memikirkan bagaimana ketiganya bisa bekerja sama dengan baik di masa depan, apakah melalui pembagian peran atau perubahan skema bisnis,” ujarnya.
Rencana integrasi ini tidak hanya fokus pada keuntungan jangka pendek, tetapi juga bagaimana ketiga perusahaan bisa terus berkembang dan memberikan kontribusi maksimal bagi pembangunan nasional. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian PUPR sebagai salah satu pemilik proyek terbesar di sektor konstruksi.