STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street berakhir beragam pada penutupan perdagangan hari Kamis (9/1/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (10/1/2025) WIB.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York naik 106,84 poin atau 0,25% menjadi l42.635,2. Indeks S&P 500 (SPX) mencatat kenaikan 9,22 poin atau 0,16% menuju level 5.918,25. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, turun 10,8 poin atau 0,06%, mencapai 19.478,88.
Investor masih mencerna risalah rapat Federal Reserve bulan Desember. Dokumen itu menunjukkan mayoritas peserta rapat menilai risiko inflasi tetap tinggi. Hal ini menekan ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut tahun ini. “Komite mendekati kebutuhan untuk memperlambat pelonggaran kebijakan moneter,” tulis risalah tersebut.
Yield obligasi AS bergerak fluktuatif sepanjang sesi. Imbal hasil Treasury 10 tahun sempat menyentuh 4,7%, mendekati level tertinggi sejak April. Kekhawatiran inflasi dipicu oleh rencana tarif dan kebijakan pajak Presiden terpilih Donald Trump.
Jeffrey Roach, Kepala Ekonom LPL Financial, menilai pasar masih diliputi ketidakpastian. “Sulit memproyeksikan jalur suku bunga, pertumbuhan, dan inflasi karena kebijakan Trump masih dalam tahap pengembangan,” ujarnya. Ia menambahkan, laporan payroll Desember yang akan dirilis Jumat ini bisa memicu volatilitas jika hasilnya mengejutkan.
Di sisi korporasi, saham Palantir yang sempat melesat 340% sepanjang 2024 melemah lagi. Sahamnya turun 2,5%, memperpanjang tren penurunan selama tiga hari berturut-turut. Advanced Micro Devices (AMD) anjlok 4,3% setelah mendapat penurunan peringkat dari HSBC.