STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Pasar saham Indonesia terus menunjukkan penguatan hingga tanggal 29 Februari 2024. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,60% menjadi 7.316,11, dengan net buy mencapai Rp18,44 triliun sepanjang tahun ini. Beberapa sektor seperti infrastruktur dan barang konsumen primer masih mengalami penguatan di IHSG.
“Ini menunjukkan tren positif yang berkelanjutan di pasar modal Indonesia,” kata Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, di Jakarta, Senin (4/3/2024).
Nilai kapitalisasi pasar saham juga mengalami kenaikan tipis sebesar 0,11% menjadi Rp11.687 triliun. Likuiditas transaksi pun tercatat tinggi dengan rata-rata nilai transaksi pasar saham mencapai Rp10,66 triliun hingga akhir Februari 2024.
Sementara di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 0,98% menjadi 378,28. Namun, yield Surat Berharga Negara (SBN) naik rata-rata 3,20 basis poin di semua tenor, dengan investor non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp4,93 triliun. Untuk pasar obligasi korporasi, investor non-resident juga membukukan net sell sebesar Rp1,60 triliun ytd.
Nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi mencapai Rp824,40 triliun dengan penurunan tipis 0,04%. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana turun 1,13% menjadi Rp495,79 triliun dengan net redemption sebesar Rp16,72 triliun.
Inarno mengatakan, antusiasme penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi. Terdapat nilai Penawaran Umum sebesar Rp20,65 triliun dengan 12 emiten baru tercatat hingga Februari 2024. Sementara masih ada 84 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif mencapai Rp56,83 triliun, termasuk rencana IPO oleh 56 perusahaan baru.
Sementara itu, Securities Crowdfunding (SCF) juga semakin diminati sebagai alternatif pendanaan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Sebanyak 16 penyelenggara telah mendapatkan izin dari OJK, dengan 512 penerbit, 170.647 pemodal, dan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp1,08 triliun.