Jumat, Desember 6, 2024
28.2 C
Jakarta

Bank Mandiri Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,07% pada Triwulan II 2023

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – perekonomian dunia masih menghadapi risiko ketidakpastian yang besar. Kondisi tingginya inflasi dan suku bunga mulai berimbas pada kinerja ekonomi dan sektor keuangan dunia.

Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa bank besar di AS dan Eropa kolaps, yang pada akhirnya harus di ambil alih oleh bank besar lainnya. Berbagai peristiwa ini tentunya dapat berimbas pada ekonomi dunia dan menimbulkan gejolak pasar keuangan global. Namun, dampak terhadap pasar keuangan global dapat diminimalisir berkat respons yang cepat dari otoritas keuangan di AS dan Eropa.

Kendati  tengah menghadapi tekanan perlambatan ekonomi global, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2023 akan stabil pada kisaran 5,07% secara tahunan atau year on year (yoy).

Menurut Andry Asmoro, Chief Economist Bank Mandiri, di Jakarta, Selasa (9/5/2023), ada beberapa faktor yang menjadi pendorong sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih tinggi pada triwulan II 2023 dibandingkan triwulan I 2023. Itu antara lain adalah berbagai indikator ekonomi di dalam negeri menunjukkan perbaikan.

“Indeks keyakinan konsumen (IKK) pada bulan Maret 2023 terus mengalami kenaikan menjadi 123,3. Sementara pada bulan April, Purchasing Manager index (PMI) yang mengukur kinerja sektor manufaktur menunjukkan pertumbuhan signifikan ke 52,7 tertinggi dalam 7 bulan terakhir,” jelas Andry.

Ia menambahkan, berdasarkan data Mandiri Spending Index terungkap bahwa penguatan pemulihan ekonomi juga terlihat pada belanja masyarakat. “Kami melihat belanja masyarakat mengalami peningkatan menjelang dan beberapa minggu di bulan Ramadan,” terangnya.

Hingga 26 April 2023, indeks nilai belanja MSI mencapai 156,7, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara frekuensi belanja mengalami kenaikan drastis. Hingga akhir April 2023, frekuensi belanja masyarakat mencapai 280,7.

Secara komposisi belanja, demikian Andry, belanja terkait supermarket dan fashion terus mengalami kenaikan. Pada April 2023, belanja terkait supermarket dan fashion masing-masing mengambil porsi sekitar 16,3% dan 12,3%, tertinggi sejak tahun 2022. Namun di sisi lain, belanja barang tahan lama, seperti household-related goods, porsinya terus mengalami penurunan sejak Januari 2023. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran perilaku konsumsi masyarakat yang menjadi defensif.  

 “Bank Mandiri meyakini sepanjang tahun 2023, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,04%,” papar Andry.

Perekonomian dunia masih menghadapi risiko ketidakpastian yang besar. Kondisi tingginya inflasi dan suku bunga mulai berimbas pada kinerja ekonomi dan sektor keuangan dunia. Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa bank besar di AS dan Eropa kolaps, yang pada akhirnya harus di ambil alih oleh bank besar lainnya. Berbagai peristiwa ini tentunya dapat berimbas pada ekonomi dunia dan menimbulkan gejolak pasar keuangan global. Namun, dampak terhadap pasar keuangan global dapat diminimalisir berkat respons yang cepat dari otoritas keuangan di AS dan Eropa.

“Ke depan, ekonomi Indonesia juga akan menghadapi tantangan lain yaitu penyelenggaraan Pemilu. Belanja terkait Pemilu dapat mendorong konsumsi meningkat. Namun di sisi lain, investor akan bersikap hati-hati dan cenderung wait and see. Jika situasi politik tetap kondusif dan stabil, hal ini berpotensi memberi dampak positif terhadap ekonomi domestik,” jelas Andry.

Selama periode Januari – Maret 2023, perekonomian Indonesia tercatat tumbuh sebesar 5,03% (yoy). Angka ini sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan-IV 2022 yang sebesar 5,01% (yoy). Akan tetapi jika dibandingkan dengan negara-negara emerging market besar lainnya, capaian ekonomi Indonesia terbilang cukup memuaskan. Pada periode yang sama, ekonomi Vietnam melambat dari 5,92% (yoy) menjadi 3,32% (yoy), ekonomi Singapura melambat dari 2,1% (yoy) menjadi 0,1% (yoy).

Adapun penyanggah utama ekonomi Indonesia pada triwulan-I 2023 adalah pulihnya permintaan domestik.Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga tercatat mencapai 4,54% (yoy) pada triwulan-I, sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2022 sebesar 4,48% (yoy), maupun triwulan I 2022 sebesar 4,34% (yoy). Pertumbuhan konsumsi pemerintah juga turut menopang ekonomi, dimana pertumbuhannya tercatat sebesar 3,99% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya yang mencatat kontraksi.  

Artikel Terkait

Presiden Prabowo dan DEN Bahas Isu Strategis Ini di Istana

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Presiden Prabowo Subianto menerima Dewan Ekonomi...

Cadangan Devisa November 2024 Tercatat US$150,2 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir...

Posisi Kewajiban Neto Investasi Internasional Indonesia Meningkat di Triwulan III 2024

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini