STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada 2023 mencapai Rp14,75 triliun. Selain itu, BEI juga membidik 70 pencatatan efek baru di tahun depan. Itu terdiri dari pencatatan efek saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE) dan Efek Beragun Aset (EBA).
Menurut Iman Rachman. Direktur Utama BEI, target-target di atas disusun berdasarkan Master Plan BEI 2021 – 2025 dengan mempertimbangkan beberapa asumsi makroekonomi. Pihaknya juga telah menuangkan sejumlah target di atas dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2023, yang sudah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BEI di Jakarta, Rabu (26/10/2022).
“Pengembangan yang akan dilakukan BEI serta penetapan penggunaan asumsi dalam penyusunan RKAT 2023 tentunya lebih optimis. Hal ini seiring dengan pemulihan ekonomi yang mulai berlangsung sepanjang tahun 2022. Namun, BEI akan tetap memperhatikan perkembangan penanganan COVID-19
di Indonesia serta kondisi perekonomian global,” ujar Iman, dalam keterangan pers secara daring usai RUPSLB.
Iman mengemukakan, untuk mencapai target-target tersebut di atas, BEI telah menyiapkan sejumlah strategi. Itu antara lain melalui berbagai kegiatan yang melibatkan perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat. Adapun kegiatan yang saat ini dilakukan merupakan kombinasi penyelenggaraan sosialisasi, one-on-one meeting, serta workshop. “Mayoritas kegiatan tersebut sudah rutin dilaksanakan secara virtual melalui media online. BEI juga akan terus menerus secara aktif menarik perusahaan tercatat baru dari sektor New Economy, Start-Up, dan Renewable Energy,” paparnya.
BEI, lanjut dia, secara berkesinambungan mendukung pengembangan sekaligus kepatuhan Anggota Bursa dan Partisipan. Ini diwujudkan melalui kegiatan pelatihan dan sosialisasi, pertemuan rutin, dukungan jasa informasi, serta dukungan teknis dalam pengembangan sistem dan layanan kebursaan.
Tidak hanya itu, BEI juga terus berupaya melakukan pengembangan pasar untuk meningkatkan jumlah dan aktivitas investor pasar modal. Hal ini dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat atau calon investor sekaligus investor secara efektif serta berkesinambungan yang dilakukan secara hybrid (online dan offline). Kegiatan tersebut antara lain
adalah Sekolah Pasar Modal (SPM), Capital Market Summit & Expo (CMSE), public expose live, edukasi bersama dengan berbagai institusi, hingga fokus sosialisasi produk – produk kebursaan, khususnya produk waran terstruktur yang kami lihat mendapatkan respon positif dari pelaku pasar.