STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa Saham Wall Street kompak menguat lebih dari 2% pada penutupan perdagangan jumat (6/1/2023) waktu setempat. Melonjaknya perdagangan di Bursa Saham Amerika Serikat (AS) itu antara lain dipicu oleh rilis data Non Farm Payrols AS yang melandai.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, Amerika Serikat ditutup menguat 700,53 poin (2,13%0 menjadi 33.630,61. Kondisi yang sama terjadi pada indeks S&P 500 yang naik 86,98 poin (2,28%) menjadi 3.895,08. Begitu juga dengan indeks Nasdaq, menanjak sebesar 264,05 poin (2,56%) menjadi 10.569,29.
Mengacu pada laporan yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS, angka nonfarm payrollsdi AS mengalami kenaikan sekitar 223.000 pada Desember 2022. Adapun rata-rata pendapatan hanya naik 0,3%. Angka ini lebih rendah dari ekspektasi dan berada di bawah angka bulan sebelumnya sebesar 0,4%.
Sementara itu, pada Desember 2022 aktivitas jasa di AS turun. Ini merupakan yang pertama kalinya dalam 2,5 tahun terakhir. Penyebab penurunan ini adalah melemahnya permintaan. Hal tersebut ditangkap sebagai sinyal bahwa inflasi mulai melambat.
Data-data ekonomi terbaru AS di atas, berhasil meredakan kekhawatiran para pelaku pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menerapkan kebijakan suku bunga yang agresif tahun ini. Sebaliknya, hal itu, membuka ruang bagi The Fed untuk melakukan Dovish.
Solidnya pasar tenaga kerja Amerika Serikat mencuatkan kekhawatirkan para pelaku pasar terhadap kebijakan Federal Reserve (The Fed). Bank sentral AS itu ditengarai masih akan menerapkan langkah hawkish untuk mengendalikan inflasi AS.