STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa Saham Wall Street rontok pada penutupan perdagangan Rabu (6/9/2023) waktu setempat atau Kamis (7/9/2023) WIB. Ketiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak terjun bebas setelah data-data ekonomi Negara Paman Sam tersebut dirilis.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS ditutup ambruk 198,78 poin, atau sekitar 0,57% menjadi 34.443,19 poin. Indeks S&P 500 berakhir lonsor 31,35 poin, atau sekitar 0,70% menjadi 4.465,48 poin. Indeks komposit Nasdaq ditutup merosot 148,48 poin, atau sekitar 1,06% menjadi 13.872,47 poin.
Dari 11 sektor utama indeks S&P 500, indeks teknologi mengalami kemerosotan tertajam dengan penurunan mencapai 1,4%. Adapun sektor berakhir pada zona positif hanya dua yaitu sektor energi dan utilitas, masing-masing indeks menguat 0,1%dan 0,2%.
Saham perusahaan teknologi Apple Inc turun 3,6% usai pemerintah Tiongkok melarang para pegawai yang bekerja di institusi pemerintah pusat menggunakan iPhone dan perangkat asing lainnya selama bekerja.
Sebaliknya terjadi pada saham perusahaan manufaktur perangkat elektronik Roku yang menanjak 2,9% setelah mengumumkan pemberhentian 10% karyawan dan membatasi rekrutmen karyawan baru.
Mengutip data yang dirilis Institute for Supply Management (ISM) pada Rabu terungkap bhawa indeks manajer pembelian non-manufaktur meningkat menjadi 54,5 pada bulan lalu. Ini lebih tinggi ketimbang ekspektasi peningkatan ke angka 52,5, dengan harga yang dibayarkan sektor jasa untuk input meningkat.
Laporan di atas mencuatkan kekhawatiran bahwa tingginya inflasi akan menyebabkan Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
Menurut instrumen FedWatch CME Group, ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga dalam pertemuan 20 September mencapai 93%, sedangkan ekspektasi The Fed mempertahankan suku bunga pada November mencapai 57%.