STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali melonjak pada penutupan perdagangan Selasa (18/2/2025) waktu setempat, atau Rabu pagi (19/2/2025) WIB. Kekhawatiran terhadap kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump membuat investor buru-buru mencari aset safe-haven.
Mengutip CNBC International, harga emas spot tercatat naik 1,2% ke US$2.931,10 per ons. Sebelumnya, harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi di US$2.942,70 pekan lalu. Sementara itu, emas berjangka AS melesat 1,7% ke US$2.950,6 per ons.
Analis Kitco Metals, Jim Wyckoff, mengatakan bahwa meningkatnya permintaan safe-haven dipicu oleh ketidakpastian kebijakan perdagangan Trump. Selain itu, secara teknikal, tren harga emas juga masih bullish.
Sejak menjabat bulan lalu, Trump telah merombak lanskap perdagangan global dengan serangkaian tarif baru. Ia juga berencana menerapkan tarif balasan bagi negara yang mengenakan pajak terhadap produk AS.
Dukungan terhadap harga emas juga datang dari aksi beli bank sentral. Analis Commerzbank menyebut bahwa pembelian emas oleh bank sentral kemungkinan akan terus berlanjut.
Kini, perhatian pasar tertuju pada risalah pertemuan The Fed yang akan dirilis Rabu ini. Investor mencari petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga AS ke depan.
Jika perekonomian AS melemah akibat kebijakan tarif, ada kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga. Ini bisa menjadi dorongan tambahan bagi harga emas, karena emas lebih menarik di lingkungan suku bunga rendah.
Namun, analis memperingatkan bahwa risiko koreksi tetap ada di harga emas yang sudah tinggi. Untuk mencapai level rekor baru, dibutuhkan eskalasi risiko geopolitik, terutama terkait ketegangan di Ukraina.
Sementara itu, pergerakan logam mulia lainnya bervariasi. Perak turun 0,2% ke US$32,74 per ons. Platinum naik 0,9% ke US$984,55, dan palladium melonjak 2% ke US$981,61.