STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia mencatat kenaikan tipis pada penutupan perdagangan Selasa (14/1/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (15/1/2025) WIB. Hal ini dipicu oleh data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. Investor berharap Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan suku bunga. Penurunan indeks dolar turut memberikan dorongan positif pada pasar emas.
Mengutip CNBC International, harga emas spot naik 0,3% ke US$2.668,91 per ons. Sementara itu, emas berjangka AS menguat 0,1% menjadi US$2.682,20 per ons.
Data menunjukkan Indeks Harga Produsen (PPI) AS naik 3,3% secara tahunan pada Desember. Angka ini lebih rendah dari perkiraan analis sebesar 3,4%. “Data PPI yang lebih rendah membuat indeks dolar AS melemah. Ini mendukung pasar logam mulia, karena inflasi yang lebih rendah membuka peluang The Fed menurunkan suku bunga lebih cepat,” kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Dolar yang melemah membuat emas lebih terjangkau bagi pembeli internasional. Permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi pun meningkat.
Para investor kini menunggu data Indeks Harga Konsumen (CPI) yang akan dirilis Rabu mendatang. Survei Reuters memprediksi kenaikan tahunan CPI sebesar 2,9%, sedikit lebih tinggi dari 2,7% pada November, dengan kenaikan bulanan 0,3%.
“Kita perlu melihat progres inflasi yang konsisten untuk menghidupkan ekspektasi penurunan suku bunga,” ujar Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures. Berdasarkan data LSEG, pasar saat ini memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 29,4 basis poin pada akhir tahun.
Meskipun emas dikenal sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga biasanya mengurangi daya tarik logam mulia karena tidak memberikan imbal hasil.
Selain emas, harga perak spot naik 0,6% ke US$29,77 per ons. Di sisi lain, platinum turun 1,8% ke US$936,55 per ons, sementara paladium melemah 0,3% ke US$935,50 per ons.