Senin, Mei 12, 2025
26.8 C
Jakarta

Dolar AS Kembali Melemah, Pasar Tunggu Kepastian Perundingan Dagang

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada penutupan perdagangan Rabu (16/4/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (17/4/2025) WIB. Investor kini memilih menunggu kepastian dari perundingan dagang yang tengah dilakukan pemerintahan Presiden Donald Trump dengan sejumlah mitra internasional.

Mengutip CNBC International, pelemahan dolar terjadi setelah sebelumnya turun tajam pekan lalu. Penurunan ini dipicu kekhawatiran dampak ekonomi dari penerapan tarif baru. Ketidakpastian arah kebijakan membuat investor mulai mengalihkan aset mereka ke luar negeri.

Negosiasi perdagangan tengah berlangsung antara Amerika Serikat dan beberapa negara besar, seperti Jepang. Hubungan dengan Tiongkok pun semakin memanas. Sementara itu, pembicaraan dengan Inggris dan Uni Eropa juga masih berjalan lambat.

“Kita sedang ada di masa kekosongan informasi karena kebuntuan antara Tiongkok dan AS. Pasar menunggu kesepakatan yang mungkin muncul dengan negara-negara lain,” kata Brad Bechtel, Kepala Global Valuta Asing di Jefferies, New York.

Bechtel menambahkan, “Ada negara-negara besar yang mungkin akan segera mengumumkan kesepakatan. Itu akan memberikan gambaran arah kebijakan tarif yang diambil AS.”

Jepang memulai pembicaraan tarif dengan AS di Washington hari ini. Sementara itu, Menteri Keuangan Korea Selatan, Choi Sang-mok, dijadwalkan bertemu dengan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, minggu depan.

Wakil Presiden AS, JD Vance, juga menyatakan keyakinannya akan peluang tercapainya “kesepakatan besar” dengan Inggris dalam waktu dekat. Namun, kesepakatan dagang dengan Tiongkok dan Uni Eropa diperkirakan akan memakan waktu lebih lama.

Selasa lalu, Presiden Trump kembali memerintahkan penyelidikan atas potensi tarif baru terhadap semua impor mineral penting, untuk menekan dominasi Tiongkok di sektor tersebut.

Sementara itu, data ekonomi AS menunjukkan penjualan ritel melonjak pada Maret, didorong oleh lonjakan pembelian kendaraan menjelang kenaikan tarif. Pasar juga menanti pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang dijadwalkan malam ini.

Di pasar mata uang, euro naik 0,9% menjadi US$1,1378, meski masih di bawah level tertinggi tiga tahun di US$1,1473 yang tercapai Jumat lalu.

Dolar AS melemah 0,6% terhadap yen Jepang, menjadi 142,39 yen. Nilai ini sempat turun ke 142,03 yen, yang merupakan titik terendah sejak 30 September lalu.

Dolar juga merosot 1,03% terhadap franc Swiss ke level 0,815. Ini hanya sedikit di atas level terendah 10 tahun yang tercapai pada Jumat lalu.

Sejak pengumuman tarif baru pada 2 April, franc Swiss menjadi mata uang G10 dengan penguatan paling besar. Dampak inflasi yang melemah membuat spekulasi muncul bahwa Swiss National Bank (SNB) mungkin akan kembali menurunkan suku bunga ke zona negatif.

Biasanya, SNB ikut campur di pasar untuk menahan laju franc. Namun, jika Washington keberatan, langkah tersebut bisa menimbulkan risiko politik.

Chris Turner, Kepala Pasar Global di ING, mengatakan pelaku pasar kini lebih percaya diri membeli franc. “Saya yakin SNB akan mengatakan bahwa tangan mereka tidak terikat, tapi investor mungkin akan mulai ragu,” ujarnya.

Sementara itu, pound sterling Inggris sempat menyentuh level tertinggi enam bulan di US$1,3292. Namun akhirnya melemah tipis 0,1% ke posisi US$1,3221, setelah data inflasi yang dirilis lebih rendah dari ekspektasi.

Artikel Terkait

Kinerja OMED Tumbuh Positif di Kuartal I 2025, Genjot Ekspor ke Pasar Amerika Serikat

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED),...

PP Properti Cetak Laba Rp141,82 Miliar di Kuartal I 2025, Ini Penopangnya!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT PP Properti Tbk (PPRO) berhasil...

Rilis Lapkeu Kuartal I 2025, ARKA Catat Pendapatan Rp34 Miliar, Melonjak 174%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Arkha Jayanti Persada Tbk (ARKA)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru

<p>Anda tidak dapat copy content di situs ini</p>