STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia mengalami penurunan tipis setelah sempat mencapai rekor tertinggi pada penutupan perdagangan hari Rabu (18/9/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (19/9/2024) WIB. Ini terjadi setelah Federal Reserve AS memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin.
Mengutip CNBC International, harga emas spot turun 0,4% menjadi US$2.560,29 per ons, meski sebelumnya sempat melonjak hingga level tertinggi sepanjang masa di US$2.592,39 per ons. Sebaliknya, emas berjangka AS justru mengalami kenaikan tipis 0,2% dan ditutup di US$2.598,60.
Menurut Tai Wong, pedagang logam independen di New York, emas masih berada dalam tren bullish. Namun, pergerakan selanjutnya sangat bergantung pada pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell. “Nada kebijakan yang disampaikan Powell akan menjadi penentu arah pasar emas ke depan,” ujar Wong.
Keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga 50 basis poin ini diharapkan menjadi awal dari penurunan suku bunga yang berkelanjutan. Para pembuat kebijakan bahkan memproyeksikan bahwa suku bunga acuan The Fed akan kembali turun setengah poin lagi sebelum akhir tahun, dengan penurunan tambahan sebesar satu poin penuh pada 2025.
Pemangkasan suku bunga membuat biaya peluang untuk memegang emas yang tidak menghasilkan imbal hasil menjadi lebih rendah. Selain itu, pelemahan dolar AS sebesar 0,5% setelah pengumuman tersebut membuat emas lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain.
Para investor kini menanti pernyataan Jerome Powell yang dijadwalkan pada pukul 18:30 GMT. Mereka berharap dapat memperoleh petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter di masa mendatang.
Selain emas, harga perak spot naik 0,6% menjadi US$30,93 per ons setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir. Kenaikan ini didorong oleh pemulihan harga emas. Menurut laporan ANZ, kepemilikan spekulatif dan ETF untuk perak juga menunjukkan tren yang meningkat.
Sementara itu, harga platinum stabil di US$981,10 per ons, dan palladium justru mengalami penurunan tajam sebesar 3,2%, ditutup di US$1.081,00 per ons.