STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Timah Tbk (TINS) berhasil membukukan laba bersih pada 9M22 sebesar Rp1,146 triliun per September 2022, naik 87% dibandingkan sebesar Rp612 miliar per September 2021. Demikian dikemukakan Fina Eliani, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (8/11).
Fina mengemukakan, kenaikan kinerja Perseroan didorong oleh meningkatnya harga jual logam timah, efisiensi di seluruh rantai bisnis, penurunan interest bearing debt dan konsistennya peningkatan kinerja anak usaha segmen non pertimahan.
Menurut Fina, produksi bijih timah per September 2022 ercatat sebesar 14.502 ton, turun 19% dibandingkan periode sama 2021 sebesar 17.929 ton. Dari jumlah tersebut, 35% atau 5.004 ton berasal dari penambangan darat, sedangkan 65% atau 9.498 ton berasal dari penambangan laut.
Sementara itu, produksi logam timah per September 2022 tercatat sebesar 14.130 metrik ton, turun 26% dibandingkan periode sama 2021 sebesar 19.120 metrik ton. Penjualan logam timah per September 2022 tercatat sebesar 15.325 metrik ton, turun 20% dibandingkan periode sama 2021 sebesar 19.059 metrik ton.
Fina menyatakan, meski volume penjualan menurun, Perseroan mencatatkan harga jual rata-rata logam timah per September 2022 sebesar US$35.026 per metrik ton, naik 16% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$30.158 per metrik ton.
Perseroan berhasil merealisasikan kinerja keuangan hingga September 2022 dengan mencatat kenaikan pendapatan sebesar 5% menjadi Rp10,2 triliun, dibandingkan periode sama 2021 sebesar Rp9,7 triliun.
Menurut Fina, laba operasi TINS naik 26% menjadi Rp1,5 triliun, dari Rp1,2 triliun. EBITDA tumbuh 21% menjadi Rp2,2 triliun, dari Rp1,8 triliun per September 2021.
Sementara posisi nilai aset TINS per September 2022 sebesar Rp13,3 triliun, turun 10% dibandingkan posisi akhir tahun 2021 sebesar Rp14,7 triliun. Posisi liabilitas sebesar Rp6,1 triliun, turun 27% dibandingkan posisi akhir tahun 2021 sebesar Rp8,4 triliun.
Posisi ekuitas sebesar Rp7,1 triliun, naik 13% dibandingkan posisi akhir tahun 2021 sebesar Rp6,3 triliun. Posisi kas dan setara kas TINS naik 27% menjadi Rp1,4 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,1 triliun. Pinjaman bank, liabilitas supplier financing dan utang obligasi turun menjadi Rp3 triliun dari sebelumnya Rp5,1 triliun.
Indikasi baiknya performa finansial TINS terlihat dari beberapa rasio, seperti Quick Ratio sebesar 43%, Current Ratio sebesar 191%, Gross Profit Margin sebesar 22%, Net Profit Margin sebesar 11%, Debt to Asset Ratio sebesar 22%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 42%.
“Perseroan optimis dapat membukukan kinerja positif hingga akhir tahun 2022. Perseroan akan terus konsisten menjalankan efisiensi di seluruh rantai bisnis, serta mendorong peningkatan kinerja anak usaha”, ungkap Fina.