STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan signifikan pada penutupan perdagangan hari Senin (21/10/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (22/10/2024) WIB. Minyak mentah AS berhasil rebound hampir 2% setelah mengalami penurunan tajam pekan lalu. Kenaikan ini memberikan harapan baru bagi pasar energi yang sebelumnya dibayangi kekhawatiran.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November ditutup naik sebesar US$1,34 atau 1,94% menjadi US$70,56 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember mendaki sekitar US$1,23 atau 1,68% mencapai level US$74,29 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Pekan lalu, harga minyak mentah AS anjlok lebih dari 8%. Namun, para pedagang kini mulai optimis karena mereka yakin ketegangan antara Israel dan Iran tidak akan memengaruhi pasokan minyak di Timur Tengah. Hari ini, harga minyak kembali merangkak naik berkat keputusan China yang memangkas suku bunga pinjaman, yang memberikan dorongan positif bagi pasar energi global.
Pasar energi kini kembali mengalihkan perhatian ke faktor-faktor fundamental permintaan dan pasokan. Meskipun ada prediksi peningkatan pasokan, konsumsi minyak di China diperkirakan akan melambat. CEO Saudi Aramco, Amin Nasser, mengekspresikan keyakinannya, mengatakan, “Saya masih cukup optimis terhadap permintaan di ekonomi terbesar kedua dunia.”
Selain minyak, harga bensin jenis RBOB untuk kontrak Oktober juga naik 0,63%, ditutup di angka US$2,0147 per galon. Untuk gas alam, kontrak Oktober ditutup di US$2,312 per seribu kaki kubik, naik 2,39% dalam perdagangan hari ini.
Laporan terbaru dari Morgan Stanley memprediksi akan ada surplus minyak sebesar 1,3 juta barel per hari pada tahun 2025. Hal ini disebabkan oleh melemahnya permintaan di China, rencana OPEC untuk kembali memasok minyak ke pasar pada bulan Desember, dan produksi minyak AS yang tetap kuat.