STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia mengalami jeda setelah mencetak rekor tertinggi pada penutupan perdagangan hari Senin (21/10/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (22/10/2024) WIB. Emas bertahan di tengah naiknya imbal hasil Treasury AS dan penguatan dolar, yang memberikan tekanan pada harganya. Meski demikian, ketidakpastian menjelang pemilihan presiden AS dan konflik di Timur Tengah masih memberikan dukungan.
Mengutip CNBC International, saat ini, harga emas spot hingga pukul 1:35 p.m. ET, sedikit berubah di angka US$2.723,25 per ons, setelah sebelumnya menyentuh rekor tertinggi di US$2.740,37. Sementara itu, kontrak emas AS untuk bulan depan ditutup naik 0,3% di angka US$2.738,90.
Daniel Pavilonis, analis pasar senior di RJO Futures, menjelaskan, “Imbal hasil 10 tahun terus meningkat, sementara indeks dolar menguat. Ini memberi beban pada harga emas.” Kenaikan imbal hasil Treasury 10 tahun mencapai titik tertinggi dalam 12 minggu, membuat emas lebih mahal bagi pembeli internasional.
Emas dikenal sebagai aset aman di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi. Sejak awal tahun, harga emas telah melonjak lebih dari 31%, mencetak beberapa rekor baru. Penurunan suku bunga oleh Federal Reserve dan meningkatnya permintaan sebagai aset safe-haven menciptakan kondisi yang ideal bagi emas.
“Saat pemilihan presiden AS semakin dekat, kita melihat geopolitik di Timur Tengah, seperti yang terjadi antara Israel dan Iran,” tambah Pavilonis. Mantan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris kini terlibat dalam persaingan ketat untuk meraih suara di negara bagian yang kompetitif.
Di sisi lain, ratusan warga Beirut terpaksa meninggalkan rumah mereka karena Israel bersiap menyerang lokasi yang terkait dengan operasi keuangan Hezbollah. Situasi ini semakin memperburuk ketakutan akan eskalasi konflik.
Analis UBS, Giovanni Staunovo, memprediksi harga emas dapat mencapai US$2.900 per ons dalam 12 bulan ke depan, didukung oleh kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Fed. Saat ini, para pedagang melihat peluang 87% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November.
Sementara harga perak tetap stabil di angka US$33,66 per ons, setelah sebelumnya menyentuh titik tertinggi sejak akhir 2012. Pavilonis menambahkan, “Mungkin kita akan melihat emas melambat, sementara perak mulai naik dan mengejar ketertinggalan.”
Untuk logam lainnya, platinum naik 0,7% menjadi US$1.006,48 per ons, sementara paladium turun 2,7% menjadi US$1.050,91. Dengan berbagai faktor yang memengaruhi pasar, perhatian kini tertuju pada perkembangan selanjutnya.