STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suara soal rontoknya harga saham sejumlah emiten pasca melakukan Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO).
Menurut I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, penurunan harga saham ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, performa perusahaan dan kondisi eksternal. Kondisi eksternal yang dinamis, seperti ketegangan geopolitik, turut mempengaruhi harga saham.
Selain itu, industri tempat perusahaan berada juga memegang peranan penting. Setiap industri memiliki tantangan dan peluang yang berbeda, sehingga mempengaruhi apresiasi harga saham emiten.
“Pergerakan harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, sentimen pasar, kinerja perusahaan, serta dinamika permintaan dan penawaran,” ujarnya, di Jakarta, Rabu (3/7/2024).
Nyoman menambahkan, dalam kondisi normal saat ini, investor memiliki banyak pilihan instrumen investasi. Hal ini menyebabkan adanya diversifikasi investasi, yang mempengaruhi harga saham.
Nyoman menambahkan bahwa proses IPO dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek, tidak hanya aspek formal tetapi juga kelangsungan usaha perusahaan. BEI terus mengembangkan aturan agar sesuai dengan kondisi pasar saat ini. “Kami senantiasa melakukan pengembangan pengaturan dengan menjaga relevansi terhadap kondisi terkini dalam dinamika pasar modal untuk meningkatkan kualitas Perusahaan Tercatat,” tambahnya.
BEI juga berupaya membantu investor dengan menyediakan informasi yang transparan. BEI selalu mempublikasikan kinerja perusahaan yang baru IPO dan diperbarui setiap 6 bulan. Informasi ini bisa diakses di situs BEI. Selain itu, BEI menyediakan laman khusus untuk laporan riset ekuitas oleh penjamin emisi atas saham yang baru tercatat. “Publikasi tersebut diharapkan dapat menjadi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan untuk investasinya,” tandas Nyoman.