STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menargetkan perolehan laba bersih sebesar Rp2,608 triliun pada 2023. Target ini melesat sekitar 32,4% dibandingkan Rp1,970 triliun realisasi laba bersih sepanjang tahun lalu.
Menurut Ricky Afrianto, Direktur MYOR, raihan laba tahun ini antara lain akan ditopang oleh kenaikan penjualan mencapai sebesar 10% dari Rp30,669 triliun pada 2022 menjadi Rp33,744 triliun di tahun ini. Laba kotor Perseroan diproyeksikan sebesar Rp8,945 triliun pada akhir 2023, tumbuh 30,8% ketimbang Rp6,839 triliun pada 2022. Sedangkan laba usaha MYOR diperkirakan menembus angka Rp3,657 triliun selama 2023, melambung hingga 50,3% dibanding tahun lalu.
Adapun sampai dengan Maret 2023, Perseroan berhasil membukukan penjualan sebesar Rp8,45 trilliun, atau meningkat 11,4% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Laba bersih yang telah dibukukan per Maret 2023 mencapai Rp737 miliar, meroket hingga 134,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp314 miliar.
“Keberhasilan yang diraih ini berkat membaiknya laba kotor Perseroan sebagai hasil dari implementasi strategi Perseroan sepanjang tahun 2022 serta semakin selektif nya kegiatan promosi yang dilakukan Perseroan sepanjang kwartal pertama di tahun 2023,” terang Ricky, dalam paparan publik secara daring, di Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Ricky menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan tiga strategi untuk mencapai target pertumbuhan bisnis tahun ini. Pertama, Perseroan sangat mempercayai bahwa perlu ada ide yang bagus dalam kampanye marketing. Selain itu, dibutuhkan produk yang lebih baik di pasaran.
Kedua, lanjut dia, Perseroan memastikan investasi yang dilakukan efektif dan efisien termasuk dalam hal ekspolarasi. MYOR juga melakukan penelitian terkait efektivitas dalam penggunaan media.
Ketiga, Perseroan selalu memberikan fokus kepada hal-hal yang tepat . “Dengan memfokuskan kepada key market yg selalu ada dan eksesiting kita pastikan tumbuh serta mengeksplorasi beberapa kategori yang kita lihat memiliki potensial,” jelasnya.
Untuk mendukung pertumbuhan bisnis, Perseroan juga telah menyiapkan pabrik baru yang berlokasi di Balaraja dan Purwosari. Kehadiran pabrik baru ini diyakini dapat meningkatkan 30% kapasitas produksi biskuit dan wafer. Adapun total investasi yang digelontorkan MYOR mencapai Rp3,7 triliun.
Tahun ini, manajemen MYOR sudah menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp2.1 triliun. Hingga kuartal pertama tahun ini, realisasi caoex Perseroan telah mencapai Rp780 miliar. “Termasuk untuk project dan maintance,” tandas Ricky.